Date:

Share:

Bahasa Adalah Mahkota Pondok

Related Articles

GONTOR–Liburan panjang bagi para santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) telah usai. Seluruh kegiatan santri telah dimulai kembali. Salah satu kegiatan yang menjadi komponen Pondok Modern Darussalam Gontor adalah kegiatan bahasa.
Maka dari itu, pada hari Jumat (21/6) seusai sholat Subuh, diadakan acara pembukaan dalam bentuk apel. Pembukaan ini dihadiri oleh seluruh santri, para guru pembimbing bahasa, dan juga tampak beberapa wali santri yang menyaksikan juga acara ini. Dimulai tepat pada pukul 05.30, acara ini berlangsung dengan khidmat di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM).
Acara dibuka dengan pidato berbahasa Arab yang disampaikan oleh Al-Ustadz Dr. Abdul Hafidz Zaid, M.A. –Wakil Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor– dan dilanjutkan dengan pidato berbahasa Inggris yang disampaikan oleh Al-Ustadz M. Taufiq Affandi, M. Sc.
Dalam pidatonya, Ustadz Hafidz berpesan kepada para santri agar selalu menjaga bahasa mereka, terutama bahasa Arab dan Inggris. Hal itu dikarenakan bahasa merupakan mahkotanya pondok, sebagaimana yang disampaikan oleh pimpinan pondok selalu.
“Bahasa adalah mahkotanya pondok. Apabila mahkota tersebut baik, maka pemiliknya juga baik. Apabila mahkota itu pecah, maka buruk pula pemiliknya. Hal tersebut juga berlaku bagi bahasa. Bila baik bahasa seseorang, maka baik pula kehidupannya. Namun, bila buruk bahasa seseorang, maka nasibnya seperti mahkota pecah tadi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu pula, Ustadz Hafidz mengenang sebuah pesan dari Alm. Al Ustadz Dr. Dihyatun Masqon – rahimahullah – berkenaan dengan pentingnya melatih bahasa kita.
“Dahulu, Ustadz Dihya – rahimahullah – pernah berpesan bahwa kunci sukses berbahasa itu tiga. Pertama ialah berlatih. Kedua, masih berlatih. Lalu yang ketiga adalah juga berlatih. Maka, berlatihlah selalu agar bahasa kalian baik. Latihlah dimanapun dan kapanpun kalian,” tambah Ustadz Hafidz.
Sementara itu, dalam pidatonya, Ustadz Taufiq menekankan pentingnya penggunaan bahasa, Arab dan Inggris, dalam ilmu pengetahuan. Beliau menceritakan betapa hebatnya para ulama kita pada masa – masa kekhalifahan dahulu.

“Saat Harun Ar Rasyid menjadi khalifah Abbasiyah kelima, beliau mendirikan sebuah tempat berkumpulnya para ilmuwan ternama yang disebut Bayt al Hikmah atau The House of Wisdom,” kata beliau.
Beliau juga menceritakan bahwa saat bangsa Mongol menyerang Baghdad, maka Bayt al Hikmah tadi hancur dan rata dengan tanah. Akibatnya, sumber ilmu – ilmu yang penting banyak dicuri bahkan sengaja dibakar.
Lantas, tugas kita sebagai generasi umat masa depan adalah membangkitkan semangat keilmuwan itu tadi. Maka dari itu, Gontor dengan KMI dan UNIDA nya, ingin menjadikan pondok ini sebagai The Fountain of Wisdom atau sumbernya hikmah dan ilmu pengetahuan.
“Kalau di Baghdad dahulu ada The House of Wisdom, maka di Gontor kita akan menjadi The Fountain of Wisdom,” ujar Ustadz Taufiq disambut dengan tepuk tangan para santri.
Di akhir pidatonya, beliau berpesan agar para santri senantiasa menjaga bahasa mereka. Seperti kata Al Ustadz Abdul Hafidz Zaid bahwa bahasa adalah mahkotanya pondok, maka Ustadz Taufiq menekankan bahwa bila rusak bahasa santri, maka itu artinya.Ghozi Nafi

Popular Articles