K.H. Zainuddin Fannanie lahir di Gontor Ponorogo pada tanggal 23 Desember 1908. Putera keenam Kyai Santoso Anom Besari.
Pendidikan
Masuk Sekolah Dasar Ongko Loro Jetis Ponorogo, sementara itu mondok di pondok pesantren Josari Ponorogo, kemudian ke Termas Pacitan, lalu ke Siwalan Panji Sidoarjo. Dari sekolah Ongko Loro ia pindah ke sekolah dasar Hollandshe Inlander School (HIS), kemudian melanjutkan ke kweekschool (Sekalah guru) di Padang. Sesudah tamat sekolah guru ia masuk Leider School (sekolah pemimpin) di Palembang. Selain itu beliau pernah belajar pada Pendidikan Jurnalistik dan Tabligh School (Madrasah Muballighin III) di Yogyakarta, dan selesai pada tahun 1930.
Pengalaman
K.H. Zainuddin Fannanie menjadi guru di HIS sejak 1926 sampai 1932 dan mengajar di School Opziener di Bengkulen sampai tahun 1934. Pernah menjadi Konsul Pengurus besar Muhammadiyah Summatera Selatan pada tahun 1942, masih pada tahun yang sama menjadi Kepala Penasehat Kepolisian Palembang hingga tahun 1943. Setahun kemudian menjabat Kantor keselamatan Rakyat di Palembang. Setelah itu dipilih menjadi Kepala Kantor Tata Usaha Kantor Sju Tjokan.
Sejak tanggal 8 April 1953 diangkat oleh presiden menjadi anggota ” Panitia Negara Perbaikan Makanan”. Empat bulan setelah itu tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1953 menduduki Kepala Jawatan Bimbingan dan Perbaikan Sosial pada Kementerian Sosial. Masih pada tahun yang sama beliau menjabat Inspektur Kepala, Kepala Inspeksi Sosial Jawa Barat dan Summatera Selatan. Sejak tanggal 19 Januari 1956 mendapat kepercayaan menjadi Kepala Bagian Pendidikan Umum Kementerian Sosial. Pada pertengahan bulan Januari 1959menjabat Kepala Kabinet Menteri Sosial. Setahun kemudian yaitu pada tanggal 12 Agustus menjadi Kepala Jawatan Pekerjaan Sosial. Terakhir adalah sebagai anggota BPP-MPRS sampai tahun 1967.
Riwayat Hidup dan Keluarga
Pada tanggal 21 Juli 1967 beliau meninggal dunia di kediamannya di Jakarta, meninggalkan seorang istri dan seorang anak yaitu Drs. H. Rusydi Bey (Anggota Badan Wakaf Pondok Miodern Gontor sampai tahun 2017).
Karya tulis:
Di antara karya tulis beliau yang masih menjadi bahan rujukan terutama bagi generasi penerus Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:
1. Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam.
2. Pedoman Pendidikan Modern.
3. Kursus Agama Islam.
4. Penangkis krisis.
5. Reidenar dan Jurnalistik, serta masih
banyak yang lainya.