GONTOR — Dalam rangka menyambut dan meramaikan Hari Raya Idul Adha, para mahasiswa Institut Studi Islam Darussalam (ISID) semester I melaksanakan program Bakti Sosial (Baksos) di desa Jenangan, Paringan, Ponorogo, selama tiga hari, Ahad-Selasa, 14-15 November 2010. Sebelum berangkat ke tempat Baksos, para peserta terlebih dahulu mengikuti acara pelepasan di depan Gedung Asia, Ahad (14/11) siang. Sebelum melepas, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. menyampaikan beberapa pesan dan nasihat kepada para mahasiswa agar menggunakan momen lebaran sebaik mungkin di tempat Baksos seperti dakwah tentang keislaman dan pemberdayaan masyarakat.
Program ini merupakan kegiatan tahunan yang senantiasa diadakan ISID dengan dikoordinir mahasiswa semester V sebagai panitia pelaksana. Dengan jumlah peserta sebanyak 92 orang mahasiswa, panitia membagi mereka ke dalam empat pos, setiap pos ditempati 23—25 mahasiswa. Walaupun setiap tahun diadakan, acara ini tidak pernah digelar di tempat yang sama, akan tetapi masih di sekitar wilayah Ponorogo. Selain sebagai program ISID, seperti pesan Pimpinan Pondok, acara semacam ini bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar untuk mengenal agama Islam secara mendalam.
Sementara itu, beberapa kegiatan sosial yang ada dalam acara Baksos kali ini meliputi pembersihan umum, pengecatan masjid dan mengajar anak-anak TPA/TPQ membaca Alquran. “Sejujurnya, kami mengalami sedikit kesulitan dalam mengajar anak-anak karena mereka terlalu senang bermain dibandingkan belajar. Namun demikian, kami tetap sabar dan terus berusaha mengajari mereka semampunya,” tutur Fajrul Aryadi selaku ketua Baksos tahun ini kepada Gontor Online, Selasa (16/11) kemarin.
Selain kegiatan sosial, panitia juga mengadakan lomba-lomba kecil, seperti balap karung, mencari uang dalam terigu, memindahkan air ke dalam botol dan panjat pinang. Guyuran hujan dan adanya perbedaan waktu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha menjadi kendala yang cukup berarti bagi acara yang telah menelan biaya sebesar Rp 16 juta ini. Pondok Modern Darussalam Gontor menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Selasa (16/11), sedangkan pemerintah menetapkannya pada hari Rabu (17/11). Para mahasiswa pun merayakan lebaran sesuai dengan ketetapan pondok, sedangkan masyarakat di daerah Baksos mengikuti keputusan pemerintah yang menetapkan lebaran sehari setelahnya. Dengan demikian, mahasiswa Baksos akhirnya melakukan shalat Idul Adha tanpa diikuti masyarakat. “Mereka tetap mempersilakan kita untuk merayakan Idul Adha pada hari Selasa. Masyarakat sangat menghormati ketetapan pondok,” ungkap Fajrul mengungkapkan.
Untuk memeriahkan acara penutupan Baksos, panitia menampilkan atraksi Marching Band Gema Nada Darussalam (MBGND), Persatuan Bela Diri Darussalam (Perbeda) dan Persatuan Senam Darussalam (Persada) yang berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan Gontor kepada masyarakat. Selain itu, penampilan nasyid kelas 3 KMI pun ikut memeriahkan acara penutupan tersebut. Di samping itu, setiap pos juga menyumbangkan acara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pos II, III dan IV menampilkan beberapa nyanyian, sedangkan pos I hanya menampilkan joke reading. Penampilan setiap pos tersebut merupakan hasil kreasi para mahasiswa yang berhasil menggali potensi masyarakat di sekitar mereka. “Kami hanya melatih sebisa kami dengan waktu yang sangat singkat, sehingga mungkin hasilnya belum maksimal. Meskipun demikian, kami telah berusaha menampilkan penampilan terbaik untuk menghibur masyarakat,” ujar Arif Riwikari, ketua pos IV. Tidak hanya itu, panitia juga mengundang Ustadz Mubasyir untuk mengisi pengajian di penghujung acara. toms