Dimulai pada pukul 21.15 WIB dengan acara Hadroh dan berakhir pada pukul 00.30 WIB setelah Drama Kabaret usai, PG Gontor 6 telah mampu menampilkan pertunjukan yang menghibur, tentunya tanpa mengurangi unsur pendidikan di dalamnya. Terlihat jelas rasa puas dari raut wajah para wali santri, alumni serta warga sekitar pondok setelah menyaksikan acara ini.
Keputusan panitia untuk menampilkan tiga tokoh utama pada acara penutup, Drama Kabaret, sungguh merupakan keputusan yang tepat. Ketiga tokoh tersebut nyatanya mampu mengintegrasikan seluruh acara yang berjumlah 29 macam itu, hingga antara satu acara dengan acara lainnya menjadi suatu harmoni yang indah. Penonton pun tertarik untuk mengikuti alur cerita hingga akhir acara. Dengan kata lain, PG Gontor 6 berakhir dengan menggembirakan, happy ending.
Tak seorang pun menyangka, persiapan yang dilakukan untuk acara PG ini hanya memakan waktu 5 hari. Memang, santri-santri telah mengadakan latihan untuk acara ini sejak bulan Syawwal lalu. Namun, latihan yang mereka lakukan saat itu sama sekali belum maksimal. Perhatian pondok saat itu masih berkisar pada persiapan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy (PKA). Baru setelah berakhirnya Khutbatul Arsy, atau lima hari sebelum acara, para santri dan asatidz mulai berjuang keras untuk persiapan PG tahun ini. Panitia yang terdiri dari siswa kelas 5 dan 6, dengan bimbingan para asatidz, bekerjasama menyusun konsep acara dalam waktu yang terbatas.
Akhirnya, kerja keras para santri tidaklah sia-sia. PG telah mampu tampil dengan mempertunjukkan hiburan yang menarik dan edukatif. Di samping itu, PG kali ini tentunya mampu mempresentasikan mottonya yang berbunyi ”Membangun Persaudaraan dengan Dasar Islam.”