Darussalam – Tahun Baru Hijriyyah 1440 jatuh pada 12 September 2018 dengan ketetapan ini Gontor Putri Kampus 2 turut hadir dalam memperingatinya. Setelah shalat isya’ seluruh santriwati dihimbau agar berkumpul di depan pelataran Damskus dengan berpakaian resmi dan sajadah yang terhampar di pundak. Semua berbaris rapi menurut rayon masing-masing bersama menyuarakan takbir sambil membawa beberapa obor yang telah disediakan sebagai pemeriah takbir keliling. Sahut-sahutan takbir memenuhi sepanjang jalan raya depan pondok.
Rute takbir keliling berawal dari gerbang kedua, gerbang Beirut menuju Gontor Putri Kampus 1 melewati rayon-rayon dan berakhir pada jembatan penghubung 2 pondok putri tersebut kubri. Takbir keliling juga dilombakan bersamaan dengan mading Idul Adha antar kelas yang pemenangnya akan diumumkan saat berkumpul nanti.
Seusai takbir keliling, seluruh warga darussalam berkumpul di pelataran Damaskus guna mendengarkan ceramah tentang Tahun Baru Hijriyyah dan juga nasehat dan taujihat yang akan disampaikan oleh Bapak Wakil Pengasuh. Adapun ceramah mengenai Tahun Baru 1440 dibawakan oleh Al-Ustadzah Umi Nur Vianta, S.HI yang dipilih langsung oleh Bapak Wakil Pengasuh, salah satu poin penting dari isi ceramah tersebut adalah “Penetapan tahun Baru Hijriyyah diusulkan oleh Khalifah Umar bin Khattab setelah berbagai kejadian penting yang telah dilalui Nabi salah satunya Hijrah Nabi Muhammad SAW ke kota Madinah sehingga nama kota tersebut berubah menjadi Madinah Munawwirah yang sebelumnya ialah Madinaturrasul.” Ujar Al-Ustadzah umi Nur Vianta, S.H dalam ceramah yan disampaikannya.
Al-Ustadz KH.Umar Said Wijaya, S.Ag sebagai wakil pengasuh juga berpesan kepada para santriwatinya agar selalu memperingati Tahun Baru Islam tersebut. Perlahan menanamkan rasa keistimewaan terhadap acara ini agar Muharram yang menjadi tonggak tahun baru juga sebagai batu loncatan setelah 1 tahun aktifitas kita berlalu agar kita sama-sama mengevaluasi dan dapat mengambil banyak pelajaran berharga sehingga tidak terjatuh ke lubang yang sama karena sejatinya laa yaqo’ al-mar’u fii khufrotin wahidatin marrataini.