Gontor – “Al-Ma’hadu La Yanamu Abadan (Pondok Tidak Pernah Tidur)”, begitulah ungkapan yang sangat familiar di telinga para santri dan Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Ungkapan ini memang patut diamini karena kegiatan Pondok di minggu-minggu ini sangat padat, dimulai pagi hari jam 7.30 WIB di PMDG berlangsung acara Wisuda Sarjana 1 angkatan 33 dan Pascasarjana angkatan 13 yang selesai pada pukul 13.00 WIB. Berbarengan dengan acara Wisuda para santripun mengadakan latihan peserta Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy di Lapangan hijau dipandu langsung oleh pengasuhan santri dan juga ketua panitia Khutbatul ‘Arsy ustadz Agus Mulyana.
Selain itu pada malam harinya masih ada juga rapat koordinasi Panitia Ujian Masuk dan juga acara Gladi bersih perdana panggung gembira di depan laboratorium Biologi. Diantara kegiatan-kegiatan santri dan guru diatas malam ini juga diselenggarakan rapat koordinasi perdana Panitia Qurban (‘Idul Adha) yang sempat tertunda beberapa kali karena beberapa kesibukan guru-guru senior yang lain yang juga padat dengan beberapa kegiatan lainnya.
Panitia Qurban (‘Idul Adha) tahun ini digawangi oleh 3 orang guru senior yaitu Ustadz Hanif Hafid, Ustadz Nurhadi, dan Ustadz Hasan Muttaqin, yang ketiganya sudah sangat berpengalaman dalam kepanitiaan ini. Acara koordinasi malam ini juga dihadiri oleh beberapa pembimbing seperti ustadz Imam Shobari, Ustadz Noor Syahid, Ustadz Abdullah Rofi’i, Ustadz Imam Muhtar juga Ustadz Sutrisno Ahmad yang memberi masukan-masukan berarti tentang kepanitiaan. Evaluasi difokuskan pada kepanitiaan tahun lalu (2018) yang menjadi patokan pertama untuk melangkah agar beberapa hal dapat di minimalisir kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
Upaya perbaikan pastinya akan terus dilakukan oleh panitia karena memang semua itu untuk kesuksesan bersama panitia Qurban (‘Idul Adha) tahun ini. Sebagai mana masukan dari ustadz Noor Syahid, “Setiap kepanitiaan harus ada inovasi yang baru dan agar dapat memuluskan langkah kepanitiaan Qurban tahun ini”, ungkap beliau. Selain itu beliau juga mengungkapkan bahwa, “kajian tentang fiqh qurban juga harus dijadikan pendekatan, agar sesuai dengan syari’at Islam”.