Ahad, 6 Ramadhan 1442/18 April 2021, usai shalat Shubuh di Masjid Jami’ PMDG diadakan kuliah Shubuh. Kuliah Shubuh kali ini disampaikan oleh Al-Ustadz H. Noor Syahid, M.Pd. di mana beliau menyampaikan tentang bagaimana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kemuliaan; bahwa Allah ialah sebagaimana prasangka hamba-Nya kepada-Nya. Berikut ringkasan beberapa poin kuliah yang disampaikan oleh beliau:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي، إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
- Allah adalah sebagaimana prasangka kita kepada-Nya. Allah selalu membersamai mereka yang berdzikir, mengingat Allah dan berprasangka bahwa Allah selalu bersamanya. Bahkan bila kita mendekat kepada-Nya sejauh satu jengkal, Ia akan mendekat kepada kita sejarak satu hasta.
- Allah akan membersamai hamba-hamba-Nya yang berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya. Firman Allah yang menyatakan itu:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
- Ayat ini disebutkan di tengah-tengah ayat tentang puasa, yang berarti ketika puasa kita juga harus selalu ingat untuk memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah SWT.
- Berdoa kepada Allah yang dapat membuat kita semakin dekat kepada-Nya terikat dengan 3 hal; Waktu, Tempat, dan Cara (disingkat WTC).
- Bila berkaitan dengan waktu: Allah SWT akan lebih memperhatikan doa-doa yang dipanjatkan ketika waktu-waktu yang memang Allah tentukan. Contoh:
قُمِ ٱلَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًۭا. نِّصْفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
- Bila berkaitan dengan cara: berdoa memiliki cara-cara yang ditunjukkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an.
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا
- Semua perintah yang ada di surat Al-Muzzammil disebutkan dengan shighatul mufrad (untuk satu orang), karena bila diwujudkan secara keseluruhan maka akan meraih kemuliaan dan kehormatan individu.
- Ciri-ciri kemuliaan dan kehormatan bersama atau kolektif, dapat dilihat pada surat al-Insan:
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍۢ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
- Tidak berhenti ketika sudah meraih kemuliaan tersebut, tapi harus terus diikuti dengan istiqamah.zahrulmuhsinin
Related Articles:
Kuliah Subuh: Fenoma-Fenoma Yang Dijelaskan Di Dalam Al-Qur’an