Gontor – Pelaksanaan Shalat Idul Adha berakhir tepat pada pukul 07.45 Wib dan jama’ah guru-guru perlahan meninggalkan lokasi Shalat Id akan tetapi seluruh santri masih menetap di tempat duduk masing-masing Setelah melaksanakan Shalat Idul Adha untuk penertiban beberapa perangkat shalat termasuk karpet yang ditata oleh staf pengasuhan menjelang shalat Id.
Santri kelas 6 yang terlibat langsung dengan kepanitian Idul Adha juga bergegas pulang ke kamar masing-masing dan langsung berganti kostum olahraga langsung menuju lokasi penyembelihan hewan kurban yang ada di area gedung Yaqdzah. Sedangkan guru-guru senior juga telah berada di lokasi penyembelihan hewan kurban mempersiapkan peralatan penyembelihan, pemotongan tulang dan juga merapikan alat penimbangan daging di ruangan khusus gedung Yaqdzah.
Adapun ketua panitia kurban terlihat sibuk mengatur penjadwalan penyembelihan serta mengatur masuknya hewan kurban yang masuk ke lokasi penyembelihan dan berkoordinasi dengan tim penyembelihan untuk mempersiapkan hewan kurban yang akan di sembelih. Pada hari pertama ini disiapkan 6 ekor sapi yang akan di sembelih dari 24 ekor sapi yang ada pada Idul Adha kali ini. Dan ini sudah sesuai dengan estimasi jumlah sapi yang akan disembelih dalam 4 hari pelaksanaan Idul Adha. Untuk tim penyembelihan hewan kurban dipimpin oleh ustadz Saepul Anwar, ustadz M. Sabar dan ustadz Mahbub Al-Aziz yang kurang lebih sudah 4 tahun terakhir mengkoordinasi langsung penyembelihan dan juga pelatihan penyembelihan serta membina didalam forum takmir masjid Ponorogo dibawah Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP-IKPM).
Panitia dari kelas 6pun dibagi menjadi beberapa bagian, mulai bagian pengambilan hewan kurban dari kandang, penyembelihan hewan, pengasahan pisau, pemilahan daging dari tulang, pengulitan, penimbangan daging dan distribusi daging kurban semuanya bekerja di 1 lokasi dan beberapa ruangan yang ada di gedung Yaqdzah. Inilah yang biasa disebut sebagai pendidikan dengan penugasan dalam bentuk apapun sebagaimana sering diungkapkan oleh Kyai Abdullah Syukri Zarkasyi, KH. Hasan Abdullah Sahal dan juga KH. Syamsul Hadi Abdan dalam setiap kesempatan mendidik santri-santrinya. Karena di dalam pondok pendidikan bukan saja apa yang di dapatkan di kelas melainkan apa yang biasa didengar, dan dirasakan semuanya adalah pendidikan.