DARUSSALAM– Sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan kreativitas para santri, seluruh siswa kelas tiga intensif dan kelas empat Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) memiliki agenda tahunan yaitu Praktik Pengayaan Lapangan (PPL). Kegiatan tersebut diselenggarakan di bawah pengawasan Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan 15089 di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), yang dibimbing langsung oleh Majelis Pembimbing Koordinator Harian (MABIKORI). “Salah satu dari tujuan acara ini adalah agar para santri bisa memanfaatkan berbagai barang-barang bekas yang ada di sekitarnya, sehingga bisa diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat,” ujar Al-Ustadz Andi Ibnoe Khaldun, selaku salah satu staf MABIKORI.
Kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa KMI kelas tiga intensif dan kelas empat yang berjumlah 878 orang. Adapun untuk pelaksanaannya diadakan setiap hari Kamis ketika kegiatan kepramukaan berlangsung yang dibagi menjadi 3 minggu; pada hari Kamis (30/1) di minggu pertama adalah untuk para peserta PPL Perdana, kemudian berikutnya dibagi menjadi dua gelombang yaitu pada minggu kedua dan minggu ketiga. Dengan jumlah 12 POT yang ada, dari tiap-tiap POT akan dipilih sebanyak tiga orang untuk menjadi peserta PPL Perdana dengan jurinya dari masing-masing Majelis Pembimbing Gugus Depan (MABIGUS), sedangkan yang lainnya akan dibagi kepada semua sangga dan regu yang pada tiap-tiap POT berjumlah 28 regu. Dengan pembagian dua gelombang tersebut, setiap gelombangnya akan melibatkan sekitar 3 peserta pada setiap regunya dengan jurinya ialah Pembina kelas 5 KMI dari regu masing-masing.
Dalam pelaksanaan PPL, setiap peserta akan dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan para adika pramuka setiap regu POT nya. Dalam presentasi tersebut, peserta akan menjelaskan tentang alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat karya, cara pembuatannya, sekaligus memperlihatkan hasil yang sudah dikerjakan olehnya sebagai contoh bagi para adika. Penilaian tiap-tiap peserta diambil dari persiapan atau i’dad-nya, hasta karya, presentasi, serta pembawaan suasana di depan para adika.
Selama kegiatan ini, salah satu yang menjadi kendala adalah kurangnya lahan yang tersedia untuk menampung hasil karya para peserta, sehingga terkadang tidak diletakkan di tempat yang aman. “Beberapa hasil karya yang dinilai baik biasanya kita pajang di depan teras gedung 17 Agustus lantai satu, namun untuk meminimalisir kesulitan alokasi hasil karya para peserta tersebut, tahun ini setiap karya akan kita kembalikan kepada pemilik hasta karya masing-masing”, ujar Al-Ustadz yang merupakan wali kelas 2-N tersebut. Pengembalian ini juga sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas hasil karya mereka sendiri, untuk dijadikan milik pribadi.
Dari diadakanya kegiatan tersebut, diharapkan para peserta nantinya tidak hanya mampu meningkatkan daya kreasi serta inovasinya saja, namun juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk melatih mental dan kepiawaian dalam menyampaikan materi, sebab mereka pada tahun yang akan datang nantinya akan menjadi pembina pramuka ketika sudah duduk di kelas 5 KMI.