Jakarta–Rabu siang (24/10), Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengadakan Rapat Pleno ke-32 di Kantor MUI Lantai 4, Jalan Proklamasi No. 51, Menteng, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, M.Sc. sebagai Wakil Ketua Wantim MUI dan 50 orang anggota lainnya. K.H. Hasan Abdullah Sahal yang termasuk dalam bagian Wantim MUI juga berkesempatan hadir pada rapat pleno kali ini.
Pada Rapat Pleno ke-32, Wantim MUI membahas tentang kejadian bencana alam yang pada akhir-akhir ini melanda sebagian wilayah negara Indonesia, mulai dari hal-hal yang kemungkinan menjadi faktor penyebab terjadinya bencana, sampai bagaimanakah solusi yang tepat untuk menghindarinya, seperti yang telah terjadi di NTB dan Palu. Acara dimulai pukul 13.30 WIB, diawali dengan sambutan wakil ketua Wantim MUI dan dilanjutkan dengan penyampaian pendapat dari tiap orang anggota yang hadir.
“Pertama, dalam konteks hari-hari ini dusta itu sudah berlapis-lapis, baik yang sifatnya top down atau juga button up yang mengikuti top down itu, dari dusta data-data yang dikeluarkan untuk masyarakat, yang sifatnya itu untuk membohongi. Mereka masyarakat pun membalas juga dengan tipe-tipe yang sama yang dusta yang turun dari top down, masyarakat tidak bodoh, bisa membaca data dan fakta yang sebenarnya.
Kedua, benci itu pasti muncul dari sebuah perselisihan, karena kepentingan dan ego dari kelompoknya masing-masing, ditambah dari dukungan media sosial yang luar biasa, sehingga lengkaplah dusta dan kebencian itu.
Tidak ada yang lain, solusi kita hari-hari ini adalah dengan muhasabah, mengembalikan tentang kejujuran dan amanah, jangan sampai dusta dan benci itu menjadi suatu yang di atas, di depan dan memimpin semua kehidupan kita hari ini. Ujar Al-Ustadz Mukhtar selaku Ketua Umum PP. Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) saat rapat pleno.
Acara berjalan dengan lancar dan hikmat hingga usai, kemudian ditutup dengan doa bersama. rukh