GONTOR-Sosok Kiai adalah salah satu syarat mutlak berdirinya sebuah pesantren, karena dialah yang mendesain, mengatur,
melaksanakan, mengontrol, dan menilai seluruh program yang telah dicanangkan sejak awal mula berdirinya pesantren tersebut. Begitu pula Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang sangat kental dengan wujud sosok seorang kiai sebagai teladan dan panutan para santri.
Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A. adalah seorang berpawakan tinggi besar penuh wibawa, berambut putih karena usianya yang kini telah mencapai 86 tahun namun tetap memiliki semangat layaknya seorang pemuda, ditengah-tengah kesibukannya, kini beliau menyempatkan diri untuk berkunjung guna silaturahim ke beberapa Pondok Cabang Gontor, bertepatan dengan hari dimana beliau mendapatkan penghargaan dari Pemerintahan Arab Saudi atas kontribusi dan dedikasinya dalam mengembangkan Bahasa Arab di Universitas Negeri Malang (UM) yaitu mulai hari Rabu s/d Senin, 5-10 November 2014.
Penerimaan penghargaan tersebut berlangsung pada Kamis (6/11), dan dilanjutkan dengan kunjungan ke PMD Gontor Putri 5 Kemiri Kandangan Kediri pada Jum’at (7/11). Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan pidato singkat tentang world view dan wawasan masa depan sebagai santriwati, sehingga kelak dapat berkiprah di masyarakat dan tetap berjiwa gontori.
“Tingkatkanlah bahasamu, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, syukur-syukur bisa Bahasa Mandarin” ucap alumni PMDG periode 40-an tersebut di hadapan para santriwati dan beberapa ustadzah di Aula Gontor Putri 5.
Kunjungan selanjutnya adalah ke PMD Gontor 3 Sambirejo Gurah Kediri yang merupakan tanah wakaf peninggalan beliau dan para saudaranya sesuai dengan wasiat dari sang bapak. Sebagai wakif, beliau sangat senang dan gembira dapat berkunjung kembali ke tempat yang terkenal dengan nama Darul Makrifat (Monumen Abadi Keturunan Ridwan dan Fatimah) itu. Setibanya di kampus PMD Gontor 3, beliau langsung menuju Masjid Jami’ yang rencananya akan diresmikan pada akhir bulan November ini untuk menunaikan Shalat Magrib berjama’ah dan dilanjutkan dengan ceramah singkat mengenai sejarah berdirinya Gontor 3.
Keesokan harinya, Sabtu (8/11) beliau melanjutkan perjalanan ke Ponorogo guna bersilaturahim dengan Dr. K.H. Abdullah
Syukri Zarkasyi, M.A. (salah satu Pimpinan PMDG) yang saat ini tengah menjalani terapi di rumah kediamannya. Wajah riang gembira tampak jelas tatkala beliau bertatap secara langsung dengan salah seorang keturunan Trimurti PMDG tersebut.
“Piye kabare, Pak?” itulah kata-kata yang saling dilontarkan oleh keduanya dengan penuh haru.
Selanjutnya, sesuai dengan jadwal yang telah disusun, PMD Gontor Putri 1 Mantingan menjadi tujuan untuk dikunjungi. Hari itu, Ahad (9/11), beliau menyampaikan beberapa patah kata motivasi untuk para santriwati dan beberapa ustadzah di Aula Kulliyatu-l-Banat (KB).
Kota Solo, tepatnya di Kecamatan Lawean, adalah tujuan terakhir dalam rentetan jadwal perjalanan beliau kali ini untuk melamarkan keponakan beliau yang bernama Gladi bin Dr. Ahmad Syukri Ridwan (Adik beliau) dengan seorang perempuan berpendidikan di daerah tersebut.
Salah satu teladan yang beliau contohkan adalah, walau sudah sepuh, beliau tetap menyempatkan diri untuk berziarah kubur, menjenguk orang sakit, berkunjung ke rumah kerabat walau hanya sekedar mampir, dsb. shaz