Date:

Share:

Fathul Kutub, “Bidayatul Ijtihad” Siswa Kelas 5

Related Articles

Di Pondok Modern Darussalam Gontor, para siswa Kelas 5 KMI mulai memasuki jenjang yang lebih tinggi dalam tingkatan Fiqh. Jika saat kelas 1 dan 2 mereka masih mempelajari Fiqh dengan buku ringkasan yang ditulis oleh K.H. Imam Zarkasyi, dan Kelas 3 sampai 4 yang mempelajari kitab Bulughul Maram. Maka saat menginjak Kelas 5, mereka sudah mengakhiri fase “Muqtasid” dan memulai untuk menjadi seorang “Mujtahid”.

Menurut Wikipedia, Ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al-Quran maupun Hadits dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang. Namun pada perkembangannya, Ijtihad ini hanya dilakukan oleh para ulama saja.

Adapun para siswa di Gontor, saat memasuki Kelas 5, mereka mulai mempelajari buku “Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid.” Buku ini menyajikan berbagai permasalahan Fiqh ditinjau dari sudut pandang para ulama dan ahli Fiqh, disertai dengan dalil Qur’an dan Hadits yang menguatkan pendapat-pendapat tersebut. Meski sejatinya Siswa Kelas 5 di Gontor masih terlalu muda untuk menjadi seorang Mujtahid, karena usia dan ilmu yang belum matang, namun setidaknya mereka mulai mengetahui kisi-kisi permasalahan Fiqh yang sudah banyak dibicarakan di masyarakat, dengan langsung merujuk kepada dalil Qur’an dan Hadits.

Tentunya, buku Bidayatul Mujtahid ini amat kurang jika dijadikan rujukan satu-satunya dalam menentukan hukum permasalahan Fiqh, maka dari itu, para Siswa Kelas 5 KMI selama sepekan dikarantina dalam aula guna melaksanakan Fathul Kutub. Dalam kegiatan ini, mereka “dipaksa” untuk membuka buku-buku klasik berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama-ulama terdahulu. Banyak diantara buku-buku tersebut yang kurang begitu populer, karena penerbitnya tidak mencetak dengan distribusi luas, namun sebenarnya menyimpan kekayaan ilmu yang mendalam.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan dengan penuh perhatian dan keseriusan dari Pimpinan dan Direktur KMI tersebut, para siswa kelas 5 diberikan permasalahan yang sudah dirumuskan. Kemudian mereka diwajibkan untuk mencari jawaban dan dalil yang berkaitan dalam buku-buku klasik di depan mereka, jumlahnya mencapai ratusan. Setelah membaca, memahami, dan menulis dalam buku khusus, mereka diwajibkan untuk mempresentasikannya di depan kawan satu kelompok. Begitulah kegiatan tersebut berjalan hingga akhir.

Dengan kegiatan ini, muncul harapan besar dari Pimpinan Pondok, agar para siswa Kelas 5 merasa bahwa mereka ini “berhak” untuk mencari akar permasalahan dari setiap persoalan yang ada. Tidak hanya selalu mengikuti para ulama-ulama yang ada.binhadjid

 

Popular Articles