Pelataran Damaskus-seni tidak akan mati, jiwa seni harus tetap bertumbuh. Hari lama yang ditunggu pasti oleh santriwati akhir KMI, Jum’at(12/01) sebagai apresiasi akhir kepada darussalam sebelum akhirnya mereka harus berjuang di ranah lain. Art show menjadi kenangan yang terkenang karena pastinya semua siswi akhir KMI berkecimpung dalam kesuksesannya, yang tak kurang dari 200 anggota inspiring generation, Gontor putri kampus 2. Art show penuh warna dengan berbagai acaranya seperti dance, fashion show, dan flashmop. Juga dibarengi dengan lomba memasak antar konsulat. Bahagia
Toska yang sesak akan ramai riuh semangat menjadi bukti akan kesuksesan acara dalam membawa penonton masuk ke dalam menikmatinya. Kesuksesan art show tak lepas dari kesuksesan si nahkoda, Nisa Habibah/6C, Safira Annisa/6B, Luthfina Al-aliyah/6C dalam membawa para awaknya menenggelami dalam penghayatan untuk membawa apresiasi yag baik. Dimulai dengan sholawatan yang mendapat respon apik sampai pada ujungnya flashmop. Dan lomba memasak dengan konsulat Kalimantan yang membawa tropi juara pertama. Art show pun sebagai tempat untuk anggota OPPM dan Koordinator untuk mengekspokan kepunyaan mereka dalam bazar.
حركتنا عبادة و فن و ذوق و أخلاق”” satu dari pegangan, bahwa gerakan kita adalah ibadah, seni, rasa, dan akhlaq. Gontor selalu bergerak dan bergerak, tak berhenti. Berhenti berarti mati, bergerak selalu membuahkan seni. Seni akan menggerakkan setiap insan untuk peka terhadap suatu rasa. Seperti yang dituturkan oleh bapak Pimpinan, Al-Ustadz Hasan,“Teruslah bergerak mencari bakat membuat seni, jangan sampai rasanya mati. Melatih bakat tidak hanya satu, kalau cuma satu dan tidak terlatih jadi tidak bisa berkarya mengeluarkan seni”-hieb