Siapa yang menanam kebaikan, maka ia akan mendapat balasan kebaikan yang berlipat. Begitulah kesimpulan dari ayat diatas. Trimurti memulai menanam “benih” kebaikan dengan mengelola tanah warisan peninggalan orang tua. Mereka menjadikan tanah warisan itu sebagai tempat untuk mengajar anak-anak tentang Islam. “Benih” tersebut kini tumbuh sangat subur dan telah menghasilkan “biji-biji” yang berkualitas tinggi.
Allah telah melapangkan kepada kita medan untuk menanam benih-benih kebaikan. Berjuang di pondok ini, berjuang dengan harta, fikiran dan tenaga bahkan nyawa adalah benih-benih yang nantinya akan tumbuh ribuan biji-biji kebaikan. Maka, berjuanglah dengan sepenuh hati.
Benih yang baik, tentunya akan tumbuh dengan subur jika si empunya menjaga dan mengelolanya dengan penuh perhatian. Gontor, selama 87 tahun mendidik santri-santrinya dengan selalu melakukan evaluasi tiap harinya. Gontor akan terus melakukan pengembangan yang sejalan dengan nilai, jiwa dan filsafatnya. Gontor tidak pernah tidak meningkatkan kualitas. Gontor tidak pernah tidak memikirkan pendidikan santri-santri.
Gontor menjalani 10 windu umurnya dengan suka dukanya, menghadapi segala hambatan dan halangannya. Dengan segala kekurangannya, Gontor akan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dengan terus berusaha, maka Allah akan menuntun ke jalan keluar dari setiap rintangan.
Gontor dengan 20 cabangnya ini adalah amanat besar dari Allah. Amanat yang nantinya akan diminta pertanggungjawabannya. Jalankanlah amanat ini dengan sebaik mungkin, Lillah. farouq
Disampaikan oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan
Masjid Pusaka, Senin, 2 Sya’ban 1434/10 Juni 2013
Kamibangga dengan kehadiran Gontor ,sekaligus kehadiran gontor dihati para santri terutama Ananda Ku Najih Mar'i Zebua dengan ucapan selamat mengabdi semoga Ilmu yang anak2 kamiajarkan menjadi Ilmu yang bermanfaat.amin
amin,