Satu dari banyak hal yang membedakan pendidikan ala pesantren dengan non-pesantren adalah pendidikan kemasyarakatan. Meski tak dapat dipungkiri bila ada juga sekolah non-pesantren yang mengajarkan hal kemasyarakatan, namun rasanya pesantren lebih terbukti nyata akan hal tersebut.
Pondok Modern Darussalam Gontor, sebagai salah satu pesantren modern terbesar di Indonesia, juga tak luput dari ajaran kemasyarakatan tersebut. Buktinya ada dalam “Arah dan Tujuan Pendidikan di Pondok Modern” yang termaktub dalam buku “Diktat dalam Pekan Perkenalan di Pondok Modern Gontor” pada poin pertama.
Disitu tertulis :
“Segala apa yang sekira dialami oleh anak kita di masyarakat, itulah yang dididikkan oleh Pondok Modern Gontor kepada mereka.”
Dari situ, pembaca yang budiman, kita bisa melihat bahwa seluruh pelajaran yang diberikan Gontor kepada santrinya adalah untuk bekal mereka di masyarakat nanti. Tak hanya itu, gerak – gerik dan semua hal yang ditemukan santri di Pondok Gontor adalah pendidikan kemasyarakatan bagi mereka.
Harapan dari diajarkannya pendidikan kemasyarakatan kepada santri adalah agar ketika mereka masuk ke dalam masyarakat tidak terlalu canggung untuk menjadi pengurus organisasi, guru di sekolah – sekolah, imam, muballigh, dan lain – lain yang berkenaan dengan masyarakat.
Jangan sampai hanya karena mampu melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, sampai – sampai lupa akan masyarakat sekitar. Ibarat kata hanya mencerdaskan diri sendiri, padahal banyak masalah masyarakat dalam berbagai bidang yang butuh pembinaan. Jika begitu, bukan lulusan pesantren namanya.
Hal yang perlu diingat bagi para santri dan juga alumni pesantren semua adalah jangan sampai seakan – akan kita menjauhi masyarakat. Masyarakat menanti kedatangan kita, mengharap bimbingan kita, dan nantinya masyarakat pula yang akan menilai sampai dimana kepribadian kita. abdulnafi