Suasana malam di Gontor Putri Kampus 2 kala itu berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Benar saja, biasanya areal pondok putri ini sudah tampak sepi pukul 22.00 WIB dengan peraturan wajib tidur yang ada. Namun malam itu menjadi malam yang berbeda. Deretan santriwati dengan hiruk pikuknya tampak jelas beraktivitas tepat di depan gerbang Gontor Putri Kampus 2.
Adalah Perfotoan Angkatan yang akan diadakan keesokan harinya. Perfotoan Angkatan adalah kegiatan tahunan yang diadakan di seluruh Pondok Modern Darussalam Gontor guna pendokumentasian angkatan setiap tahun nya. Diikuti oleh seluruh angkatan di Darussalam, dengan tak meninggalkan pendidikan penting bagi santriwtai yakni pelatihan untuk berorganisasi dalam mengatur angkatannya, serta mendidik santriwati untuk dapat mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan untuk acara besar. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme santriwati dalam mengatur barisan angkatannya pada fitting yang diadakan di malam hari.
Kegiatan ini diadakan pada Jum’at, 30 Jumadal Ula 1439 H/ 16 Februari 2018 bagi angkatan Kelas 1, Kelas 3, dan Kelas 5 untuk Gelombang Pertama. Sedang Gelombang Kedua diadakan pada Jum’at 7 Jumada Tsaniah 1439 H/ 23 Februari 2018 bagi kelas 1 Intensif, Kelas 3 Intensif, Kelas 2, dan Kelas 4.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, perfotoan angkatan tahun ini tidak menggunakan triplek dan hasil pamphlet manual oleh hasil tangan santriwati—seperti apa yang diajukan Al-Ustadz KH. Umar Said Wijaya, S.Ag. dalam pidatonya pada Kamis, 22 Jumadal Ula 1439/ 8 Februari 2018 yang menjelaskan bahwa semua hal tidak hanya berpatokan pada kebiasaan-kebiasaan lama, namun perlu adanya inovasi untuk menemukan titik terang yang lebih baik.
Dengan begitu pun, meski santriwati tidak terjun dalam dunia lukis-melukis di atas triplek, santriwati tetap andil dalam pembuatan banner yang mana melatih kemampuannya dalam design graphic lewat gawai.
Bagaimanapun Gontor memang berupaya untuk terus mendidik santri dan santriwatinya untuk berpikir dengan inovasi-inovasi yang ada, dengan tidak melulu mengikuti kebiasaan-kebiasaan lama karena poin nya adalah nilai yang dikembangkan Gontor, bukan materi yang tampak
Noorajavi