Mantingan– “Sometimes you must know, the happy is scouting and wanna say scout is jolly game”. Semarak riuh para Mujahidah baru tahun ini, yang berasal dari kelas 1 dan 1 Intensinve menggema di seluruh penjuru bumi Darussalam kamis lalu. Adapun tujuan diadakannya acara ini ialah untuk saling menyebarkan rasa kebahagiaan, kegembiraan, juga membentuk Mujahidah tangguh, yang siap dipimpin dan memimpin, siap dipandu dan juga siap untuk memandu.
Hal Ini adalah acara tahunan yang terkenal dengan sebutan ‘perkemahan kamis-jum’at (perkajum)’ yang secara teknis, lebih berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena, adanya acara pondok yang semakin padat, kondisi yang kurang memungkinkan, serta adanya juga faktor waktu, menjadikan perkemahan kamis-jum’at ini hanya diperuntukkan bagi para Santriwati baru yakni yang menduduki bangku kelas 1 dan kelas 1 Intensive. Adapun halnya, mereka ditemani oleh beberapa orang kelas 5 ‘mudaribat’ dari gugus depan masing-masing sebagai panitia pelakasana dan para Ustadzah perwakilan dari Gugus Depan yang berperan sebagai Majlis Pembina Gugus Depan atau “Mabigus”. Semua yang terlibat dalam acara meriah ini masih dalam satu naungan walitev dan pemantauan, serta bimbingan dari para ustdzah pelaksana prmuka. Yakni, Ustadzah bagian ‘Mabikori’ atau Majlis Pembimbing Koordinator Harian.
Acara ini dibagi menjadi dua gelombang. Pada gelombang pertama Kamis (03/09), diikuti oleh 6 Gugus Depan, yang terdiri dari Gugus Depan 17-16, 17-18, 17-20, 17-22, 17-32 dan Gugus Depan 17-64,dengan menggunakan 55 tenda sebagai tempat berlindung dari teriknya sinar matahari, juga dinginnya malam, dan mencapai jumlah peserta sebanyak 450 orang dan 350 orang pembina.
Lalu di gelombang kedua (10/09), diikuti oleh 5 Gugus Depan. Yaitu Gugus Depan 17-62, 17-68, 17-70, 17-72, dan Gugus Depan 17-74. Menggunakan 46 tenda, peserta sebanyak 375 perserta dan 270 Pembina.
Walaupun ditengah pandemi seperti sekarang, dan acara yang padat, tetapi adat pondok harus tetap dilaksanakan dan dijaga kesakralannya sesuai sistem yang berjalan saling mengiringi.Seperti apa yang telah disampaikan oleh Bapak Wakil Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dalam petuahnya.
“Jangan sampai kita merubah sistem yang telah ada di Pondok Modern, karna itu mencerminkan kita sebagai generasi yang kurang siap dalam menghadapi segala bentuk tantangan dan situasi yang ada.”.
Ujar Al-Ustadz KH. Ahmad Suharto, M.Pd.I
-Nasyweng-