Al-ma’hadu laa yanamu abadan. Masih dalam masa pembukaan jambore dan raimuna nasional, Gontor Putri kampus 1 mengadakan seminar nasional pada pagi Ahad (28/8) di auditorium kampus 1. Seminar yang seharusnya diisi oleh Tri Risma dan Marwah Daud ini digantikan oleh Wakil Pengasuh Gontor Putri kampus 1, Ustadz Ahmad Suharto yang membedah tiga bukunya, yaitu Menggali Mutiara Perjuangan Gontor (MMPG), Ayat-Ayat Perjuangan (AAP) dan Senarai Kearifan Gontory (SKG). Ketiga buku kompilasi kepondokmodernan ini dihimpun dalam satu kemasan menjadi Trilogi Ensiklopedi Mini Nilai-Nilai Perjuangan Gontor (Sebuah Pengantar). Keduanya membatalkan kedatangan dikarenakan tugas negara dan faktor kesehatan.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur KMI Putri, Ustadz Fairuz Subakir Ahmad, menerangkan bahwa Gontor yang memiliki hidden education ini rupanya mampu merealisasikan cita-cita Trimurti untuk mendirikan seribu Gontor di usianya yang kesembilan puluh melalui kampus-kampus pondok Gontor, pondok alumni dan cabang dari pondok tersebut. Sepuluh tahu ke depan pada satu abad Gontor, pondok ini tentu dapat tersebar lebih luas lagi dan dapat menunjukkan budayanya pada dunia melalui mental serta karakter.
Ustadz Suharto menyatakan bahwa buku-buku yang beliau tulis, yang hingga sampai saat ini sudah mencapai tujuh judul buku, merupakan tulisan kompilasi dengan satu tema. Buku pertama, yaitu MMPG, merupakan kumpulan artikel Majalah Gontor yang beliau tulis untuk rubrik value selama empat tahun. Salah satu pembahasannya adalah mengenai idealisme nama Darussalam yang berarti negeri kedamaian. Ini merupakan cita-cita, harapan dan doa agar orang-orang yang berada di dalamnya memiliki akhlak surgawi. Itulah mengapa di Gontor tidak diperbolehkan untuk bertengkar dan saling menghina. Darussalam juga sebagai amanah bagi para alumninya untuk merealisasikan negeri yang damai di Indonesia.
Berlanjut pada buku kedua yang berisikan kumpulan ayat-ayat al-Qur’an dan merupakan inspirasi serta fondasi dalam jihad tarbawy di pesantren beserta tafsir dan renungannya. Seperti wasathiyah Gontor pada surat al-Baqarah ayat 143 dan Ali Imran ayat 110. Wasathiyah disini adalah kerangka berpikir, bersikap dan bertingkah laku yang ideal, penuh keseimbangan serta proposional dalam bingkai syariah. Bukan hanya moderat dan berada di tengah-tengah, namun yang memiliki jati diri, tidak fanatik terhadap satu madzhab tertentu serta berdiri di atas dan untuk semua golongan.
Ustadz Suharto tidak membahas banyak buku ketiga, Senarai Kearifan Gontory. Buku ini berisikan kata-kata mutiara yang berasal dari Trimurti, pimpinan pondok serta masyayikh Gontor. Beliau pun menjelaskan bahwa semakin seseorang memiliki rasa ikhlas dan berjuang dengan totalitas, maka kata-kata yang dimilikinya tentu akan sarat makna dan indah. Seperti salah satu perkataan Trimurti bahwa modal kyai hanyalah mujahadah dan doa. Sehingga tawakkal akan menjadi kunci yang dapat membuka semua pintu bila digunakan dengan benar. Kerja keras, tapi hati tetap bersandar pada Allah. (dee)