Mantingan-Pelajaran Nisaiyah di Gontor Putri tidak kalah pentingnya dengan pelajaran-pelajaran lainnya, karena pengetahuan tentang keputrian adalah bagian dari kehidupan wanita. Gontor berorientasi untuk menjadikan santriwatinya figur sitti-l-kull melalui berbagai program keputrian. Salah satu ketrampilan wajib yang harus dimiliki adalah memasak.
Sabtu-Sabtu (6-13/10/18) Gontor Putri Kampus 1 menyelenggarakan Ujian Praktek Nisaiyah, yaitu memasak. Kegiatan ini sudah berjalan 3 tahun terakhir. Meskipun belum mendapatkan legalitas dari KMI, nilai ujian praktek memasak akan masuk pada Raport Mental. Ujian Praktek Nisaiyah dinilai sangat penting & perlu, karena faktanya pelajaran Nisaiyah tersebut 20% adalah teori dan 80% adalah praktek.
Ujian berlangsung di jam pelajaran ke-6 & 7, kemudain berlanjut pada siang & sore hari. Setiap kelas terbagi menjadi 10 kelompok, dan setiap harinya bergilir untuk setiap angkatan. Materi yang diujikan untuk kelas 1 hanya pengenalan bumbu-bumbu masakan. Untuk kelas 2 dan 1 Intensive, dengan materi pengenalan kacang-kacangan dan manfaatnya. Sedangkan kelas 3 sampai kelas 6, materi ujian praktek memasak dengan kriteria penilaian: Meracik, Memasak, Menghidangkan. Dengan variasi menu yang berbeda-beda, sebagai berikut:
Kelas 3 | : | Nasi Liwet |
Kelas 3 Intensive | : | Nasi Liwet |
Kelas 4 | : | Sayur Sop |
Kelas 5 | : | Sayur Rawon |
Kelas 6 | : | Pengolahan Ayam |
Santriwati Darussalam sangat antusias dengan dilaksanakannya Ujian Praktek Nisaiyah. Tujuan pelaksanaan ujian praktek ini tidak lain adalah untuk meningkatkan ketrampilan keputrian santriwati, dan kegiatan tersebut merupakan salah satu cara Gontor mendidik santriwatinya menjadi figur wanita serba bisa atau sitti-l-kull.Salsabila