Mantingan – Sabtu (15/8) kemarin, dibawah terik matahari sore yang menaungi, berpegangan dengan kertas-kertas materi bahan ujian, berlantunkan do’a yang dipanjatkan dalam hati, juga iringan pesan dan nasehat dari Al-Ustadz, Nur Hadi Ikhsan, MIRKH., sebelum Ujian Tengah Semester Mahasiswi Unida benar-benar resmi dibuka adalah ritme suasana yang indah yang dinantikan semua orang. Dimana seluruh kekuatan akan dikerahkan, hati, pikiran, jiwa maupun raga yang bersatu lagi berkumpul di satu titik fokus untuk menghadapi ujian ini.
“Sedia Payung Sebelum Hujan” katanya. Nyatanya ini adalah pemanasan juga awal langkah agar benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tulis di akhir semester nanti dan juga sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing individu yang dibebani ilmu untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh agar biasa mengamalkan dikemudian hari. Ini adalah hasil sementara dari masa belajar para mahasiswi selama ini. Walau pun perkuliahan dilaksanakan menggunkan metode online atau secara virtual, dan kondisi yang tidak stabil karena situasi di tengah pandemi, sama sekali tidak mematahkan semangat untuk belajar dan terus menimba ilmu bagi mahsiswi yang notabone adalah seseorang yang haus akan ilmu lagi pengetahuan.
Ujian yang melibatkan 860 Mahasiswi guru dari semua Program Studi, menggunakan 18 kelas untuk medan jihad para Mahasiswi dan para pengawas yang terdiri dari Asatidz dan Ustadzah senior, menggambarkan suatu komponen yang saling berhubungan dan beriringan demi berjalannya ujian ini tanpa menghilangkan sedikit pun kesakralannya karena tetap menjaga kehormatan dan kepentingan ujian yang telah ditanamkan oleh para pendiri pondok sejak zaman dahulu. Sejatinya, pondok selalu terasa lebih ‘hidup’ ketika datang masa-masa ujian, karena seluruh warga Darussalam terlibat dalam setiap jengkal ujian kehidupan di dalamnya. Nasyweng.
“Selain Iman dan Ilmu, seorang Perempuan haruslah mempunyai Malu. Seorang Perempuan juga harus memiliki multi-intelligence (kecerdasan). Malu dan Kecerdasan inilah yang akan mengangkat derajat perempuan.”