Date:

Share:

Alquran, Mutiara Termahal

Related Articles

Kuliah Shubuh pada hari Jumat, 14 Ramadhan 1443 H/15 April 2022 M diisi oleh Al-Ustadz Ahmad Suharto, M.Pd.I. di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau mengibaratkan Alquran, di depan para santri, layaknya sebuah mutiara yang paling mahal di dunia.

Di awal kuliah, beliau membuka dengan sebuah pertanyaan, “Mengapa ibadah wajib berpuasa harus jatuh pada bulan Ramadhan?” Hal ini dikarenakan, pada bulan Ramadhan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui perantara malaikat-Nya, yaitu Jibril. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ke-185 dalam QS. Al-Baqarah, yang artinya:

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)…” (QS. Al-Baqarah : 185)

Dengan diturunkannya Alquran di bulan Ramadhan, Allah Ta’ala menjadikan bulan tersebut mulia. Sama halnya dengan Nabi yang menerimanya, Allah Ta’ala menjadikannya sebagai Nabi yang paling mulia. Pun juga, malam diturunkannya Alquran menjadi malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sehingga dapat disimpulkan, segala sesuatu yang terikat dengan Alquran pasti akan mulia, berikut pemaparan beliau.

Dari pemaparan tersebut di atas, beliau mengibaratkan, Alquran ini layaknya mutiara yang terpendam di lautan yang terdalam. Semakin dalam mutiara itu, semakin mahal harganya. Semakin kita menyelam, semakin besar kesempatan kita untuk mendapatkan mutiara yang mahal tersebut. Pertanyaannya, “Akankah seorang muslim itu menyelami Alquran ini untuk mendapatkan mutiara yang mahal tadi?”

Bagaimana cara kita menyelami Alquran? Dengan mempelajarinya, ujar beliau. Terkait dengan cara mempelajari Alquran ini, beliau mencontohkan, para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak akan beranjak ke ayat yang lain sebelum mereka memahami ayat yang baru saja turun dari-Nya. Artinya, para sahabat tidak akan berhenti mempelajari ayat tersebut, sampai mereka mendapatkan ilmu yang terkandung di dalamnya agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menambahkan, walau sepanjang hidupnya nanti tidak sampai 10 ayat yang dipahaminya.

Di akhir kuliah, beliau berpesan bahwa keindahan Al quran ini sangatlah luar biasa, maka marilah hidup di bawah naungan Al quran dengan menyelaminya. Jika Allah Ta’ala berkehendak, umat islam dapat menemukan mutiara yang terkandung di dalamnya. Apalah arti seorang muslim, yang hanya diam di tepi pantai, ia hanya melihat dan mengagumi mutiara (Al quran) ini, tanpa mau untuk masuk dan menyelam. Abdurrahman

Disarikan dari Kuliah Shubuh yang diisi oleh Al-Ustadz Ahmad Suharto, M.Pd.I di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor

 

Baca Juga:

Menyucikan Diri Dengan Berpuasa

Menanamkan Jiwa Kesabaran dan Keikhlasan

Ad-Dhuha: Bukti Cinta Allah pada Hamba-Nya

Puasa dan Kepekaan Sosial

Popular Articles