Kuliah Shubuh di Masjid Jami’ PMDG pada Senin, 3 Ramadhan 1443/4 April 2022 disampaikan oleh Al-Ustadz H. Imam Shobari, S.Ag.. Beliau menyampaikan kuliah tentang penyakit-penyakit yang seringkali melanda hati manusia dan menekankan pentingnya pembersihan diri dari segala penyakit tersebut dalam momentum puasa di bulan Ramadhan.
Beliau membuka kuliah dengan sedikit penjelasan tentang bagaimana para Trimurti pendiri pondok menjadi contoh akan pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa. Bondho, Bahu, Pikir, bahkan sampai siap mengorbankan nyawa demi pondok ini. “Wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimun. Pasrah kepada Allah itu sampai darah penghabisan, dan ujiannya banyak. Jangan sampai iman kita kalah ketika dihadapkan dengan perkara dunia; contohnya seperti harta,” papar beliau.
Penjelasan tersebut diikuti dengan penekanan beliau bahwa puasa di bulan Ramadhan adalah momentum untuk menguatkan hati, supaya hati kita tidak mati. Dan matinya hati ini disebabkan oleh banyak penyakit-penyakitnya.
Di antaranya, Riya’, yaitu ketika seseorang melakukan perbuatan baik karena ingin dilihat atau ingin dipuji. Ketika tidak mendapatkan pujian, maka ia tidak ikhlas.
Yang kedua, sum’ah, yaitu ketika seseorang ingin agar perbuatannya terdengar sampai ke telinga orang lain. Hal ini ditujukan supaya orang-orang tahu akan kelebihan yang ia miliki.
Ketiga, ‘Ujub, yaitu merasa bangga dengan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya dan tidak mampu dimiliki oleh orang lain.
Lalu keempat, Fakhr, yaitu berbangga dengan apa yang ia miliki; baik itu harta, tahta, ataupun kelebihan lainnya.
Kelima, Ikhtiyal, yaitu keinginan agar tidak tersaingi oleh orang lain. Ada pula Tasahul (menganggap enteng orang lain), Ananiyah (egois), Syuhh (kikir), dan lain sebagainya.
Semua penyakit hati tersebut dapat merusak pahala amalan-amalan yang kita perbuat. Karena itu, beliau menganjurkan bagi siapapun yang merasakan indikasi penyakit-penyakit hati seperti dijelaskan di atas agar segera beristighfar. Bersikap mawas diri, tidak lengah dengan amalan yang diperbuat, tapi selalu waspada terhadap amalan tersebut serta memastikan bahwa semuanya sudah didasari atas keikhlasan. Terutama di bulan Ramadhan yang mulia, diharapkan bahwa dengan berpuasa mampu menjadi titik tolak untuk membersihkan diri dari penyakit hati tersebut, dan menjadikan diri ini sebagai pribadi yang selalu ikhlas dalam segala perbuatan dan amal saleh.zahrulmuhsinin
Disarikan dari Kajian Shubuh yang diisi oleh Al-Ustadz H. Imam Shobari, S.Ag. di Masjid Jami’ Pondok Modern Darussalam Gontor
Related Articles:
Kuliah Shubuh: Takwa dan Hawa Nafsu
Kuliah Shubuh: Bimbingan Jiwa, Santapan Otak, serta Tuntunan Akhlak dan Budi