Gontor mampu membentuk suasana berbeda dan kehidupan yang berbeda bagi seluruh santri. Para santri seakan berada di dunia ketiga yang penuh dengan hal-hal unik sekaligus menarik. Nuansa kehidupan tercermin dalam setiap aktivitas yang mewarnai hari-hari di Gontor. Sehingga, tanpa terasa waktu berjalan mengiringi perjalanan para penuntut ilmu melewati proses-proses pendidikan di Gontor. Dunia Gontor melepaskan mereka dari kungkungan dunia pertama dan kedua.
Di dunia pertama, sebagai masyarakat internasional, manusia sering terpengaruh kebudayaan Barat yang menghancurkan akhlak dan moral. Begitu pula di dunia ketiga, negara kita tercinta, Indonesia, selalu diwarnai berbagai macam kepentingan individu para penguasa dan pemerintahan. Korupsi merajalela, peraturan menjadi permainan dan anak-anak bangsa rusak oleh minuman keras dan pergaulan bebas. Tapi, di dunia ketiga, Gontor memberikan perlindungan kepada generasi bangsa ini untuk tumbuh, berkembang dan maju menjadikan mereka pemimpin yang siap berperang di masa depan melawan kebatilan.
Gontor mendidik kebersamaan yang berbuah persatuan dan kesatuan. Para santri membangun persahabatan yang tidak membedakan asal-muasal mereka. Mereka berasal dari Sabang sampai Merauke. Persahabatan dan kebersamaan mereka bagaikan tali yang mengikat Indonesia dari ujung timur hingga ujung barat. Berbahagialah Indonesia mempunyai calon-calon pemimpin bangsa yang saling mengenal saudaranya dari berbagai daerah.
Para santri juga merasakan keindahan dunia mereka saat ini yang penuh dengan semangat hidup perjuangan. Mereka mengenal salah satu filsafat hidup yang penuh motivasi dari Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, “Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja”. Filsafat yang satu ini disempurnakan dengan, “Hidup sekali hiduplah yang berarti.” Tidak terdapat kata putus asa dalam kamus kehidupan mereka. Karena semangat mereka hidup bersama teman dan sahabat serta lingkungan.
Masih banyak hal yang diberikan dunia Gontor kepada masyarakat santrinya. Segala hal yang dibutuhkan dalam kehidupan ini, namun telah hilang di dunia mereka sebelumnya. Maka, para santri akan menemukan jati dirinya di dunia mereka saat ini, di dunia Gontor, Pondok Modern Darussalam….