DARUSSALAM – Pada semester kedua ini, Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) kembali dibanjiri lautan buku-buku Islam klasik. Sebabnya tidak lain adalah karena di tempat inilah acara Fathu al-Kutub (kegiatan menelaah buku-buku Islam klasik) diadakan secara khusus untuk siswa Kelas 5 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Sedangkan Fathu al-Kutub untuk siswa Kelas 6 telah digelar pada pertengahan tahun lalu atau di semester pertama.
Fathu al-Kutub untuk Kelas 5 KMI ini berlangsung selama enam hari, Jum‘at–Rabu, 21–26 Maret 2014, dengan diawali orientasi sejumlah materi pokok Fathu al-Kutub pada hari pertama dan kedua, Jum’at (21/3) malam. Materi-materi tersebut disampaikan oleh guru-guru KMI yang ahli di bidangnya masing-masing. Materi Ilmu Tauhid/Aqidah-Akhlak disampaikan oleh Dr. H. Kholid Muslih, M.A. Sedangkan materi Ilmu Fiqh disampaikan oleh H. Arif Irfanuddin, Lc. Terakhir, materi Ilmu Hadits disampaikan oleh Aris Hilmi Hulaimi, S.Th.I. Selanjutnya, pada empat hari selanjutnya, acara ini diisi dengan kegiatan-kegiatan diskusi dan pembahasan topik-topik permasalahan terkait ketiga materi tersebut.
Fathu al-Kutub sendiri merupakan kegiatan ilmiah yang termasuk di dalam kurikulum pembelajaran di KMI. Dalam acara ini, para siswa dibimbing oleh segenap wali kelas dan guru-guru pembimbing untuk membaca, menelaah, dan membahas buku-buku Islam klasik yang sering dikenal dengan istilah “kitab kuning” (kutub at-turats). Buku-buku yang disediakan mencakup ketiga bidang materi tersebut di atas. Dengan rutinitas ini, Gontor berusaha melestarikan intelektualitas santri dengan menumbuhkan minat baca santri terhadap buku-buku klasik peninggalan ulama terdahulu. Ini menandakan, walau dikenal modern, Gontor tetap tidak menafikan betapa berharganya buku-buku Islam klasik yang kaya akan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Secara teknis, kegiatan ini dilaksanakan berkelompok. Peserta Fathu al-Kutub dari seluruh siswa Kelas 5 KMI yang berjumlah 563 orang dibagi ke dalam 36 kelompok. Kelompok-kelompok ini dibagi lagi menjadi 3 sub kelompok. Rata-rata, tiap-tiap kelompok beranggotakan antara 14–16 orang siswa. Mereka dibimbing oleh wali kelas dan guru pembimbing untuk menemukan jawaban dari topik permasalahan yang mereka terima melalui buku-buku yang tersedia, kemudian didiskusikan bersama hingga menyimpulkannya dengan sejelas-jelasnya. Dengan demikian, wawasan mereka pun akan bertambah luas dan kemampuan bahasa Arab mereka juga makin terasah. elfah