GONTOR – Pada hari Rabu (25/9) pagi, K.H. Hasan Abdullah Sahal hadir dalam penutupan acara Fathul Kutub Siswa Kelas 6, yang juga pada minggu sebelumnya dibuka secara resmi oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan. Beliau hadir bersama Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A. dan salah satu wakilnya, Al-Ustadz H. Farid Sulistyo, Lc. bersama para asatidz pembimbing kegiatan Fathul Kutub.
Jika ada anggapan bahwa Gontor tidak mengajarkan kitab kuning kepada para santrinya, tentu itu anggapan yang salah. Karena Gontor mengajarkannya, terkhusus kepada santri senior (kelas 5 dan 6).
Namun cara yang digunakan Gontor berbeda dengan yang biasanya diterapkan di pesantren-pesantren salaf. Gontor menekankan terlebih dahulu perihal penguasaan bahasa arab, yang mana itu semua telah diajarkan semenjak kelas 1. Kemudian, sebelum pelaksanaan kegiatan Fathu-l-Kutub, diadakan pengarahan terkait tata cara membaca buku-buku klasik karya ulama terdahulu.
“Ada pertanyaan yang ngusilin anak Gontor. “Gontor baca kitabnya sanadnya darimana? Ngajinya sanadnya darimana?”. Di Gontor sanadnya adalah sanad tariqah tadris, cara ustadz sekarang mengajar sanadnya adalah ustadz-ustadz yang dulu mengajar. Belajar harus pakai syaikh (guru), jangan men-syaikh-kan tulisan. Maka, membaca apa saja harus baca sebaik-baiknya, karena bacaan kita dinilai oleh orang lain,” tegas Kiai Hasan dalam pesan beliau dalam acara penutupan Fathul Kutub.
Perlu diketahui, bahwa kegiatan Fathul Kutub kali ini diselenggarakan sejak hari Rabu (18/9) sampai dengan hari Rabu (25/9) berikutnya, dengan melibatkan seluruh siswa kelas 6 yang berjumlah 712 siswa dari kelas 6-B sampai dengan kelas 6-R, dan terbagi dalam 41 kelompok diskusi. habibur_hmz