“Al-Lughotu bawabatul mustaqbal”, ungkapan ini ternyata tidaklah salah. Pembelajaran Bahasa Arab di Gontor ternyata terbukti membuahkan hasil yang nyata. Direct method atau Tariqah Mubasyirah yang ditanamkan oleh K.H. Imam Zarkasyi semenjak awal Gontor berdiri terbukti manjur dan diikuti oleh banyak kalangan. Baik sekolah menengah, perguruan tinggi, serta pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
Belum lama ini tim debat perwakilan dari Gontor Putri berhasil menyabet juara 1 dalam Lomba Debat Bahasa Arab antar sekolah Menengah Jemputan Nusantara 2014 yang diadakan oleh Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Perlombaan yang diselenggarakan atas kerjasama antara pihak USIM dengan Menteri Kependidikan Malaysia ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori kebangsaan atau yang kita kenal dengan kategori nasional yang mana diikuti oleh 40 Sekolah Menengah dari segala penjuru Malaysia. Kategori kedua adalah kategori jemputan Nusantara atau tingkat ASEAN yang diikuti oleh 14 sekolah dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Indonesia. Dan salah satu perwakilan dari Indonesia adalah tim debat Bahasa Arab dari Gontor Putri.
Acara yang diselenggarakan dari tanggal 17–22 Agustus 2014 diikuti oleh 4 orang perwakilan dari Santriwati kelas 6 Gontor Putri, mereka adalah Septy Nurullaily dan Nur Lailatulzuhro dari Gontor Putri 1, Maulida Izzatul Amin dari Gontor Putri 2, dan Luthfiah Muflihah dari Gontor Putri 3. Tim debat ini dilatih dan didampingi oleh 3 orang guru pembimbing yaitu Al-Ustadz Dr. Wahyudi Bakri, LLM. MA, Ustadzah Masyithoh Annisa dan Ustadzah Himmatul Mahmudah.
Persiapan mereka yang hanya tiga minggu ini tergolong sangat singkat jika dibandingkan dengan tim-tim lainnya yang memang sudah berlatih berbulan-bulan sebelum perlombaan. Namun, berbekal man jadda wajada, gelar “Johan” yang dalam bahasa Melayu artinya Juara, akhirnya bisa disabet oleh perwakilan dari pondok kita tercinta ini, setelah sebelumnya mengikuti tidak kurang dari 7 kali babak pertandingan.
Dalam 7 kali babak pertandingan ini, tim kita mendebat berbagai macam sekolah dari berbagai negara di ASEAN, seperti Sekolah Agama Menengah Tinggi Ampuan Jemaah (SAMTAJ) Malaysia, SAMT Sultan Hisammuddin Malaysia, Kollej Islam Sultan Alam Shah (KISAS) Malaysia, Madrasah Dinniyah Putri Padang Panjang Indonesia, Madrasah Al-Junied Al-Islamiyah Singapura dan Madrasah Al-Saghof Al-‘Arabiyah Singapura.
Menang atau kalah bukanlah tujuan dalam pertandingan ini. Yang terpenting adalah proses bukan hasil. Sejak awal, tim kita ini sudah diwanti-wanti untuk tidak berambisi menjadi pemenang, tapi untuk berjuang sebaik mungkin, apapun hasilnya nanti. Alhamdulillah, namun Allahu yuwafiquna, selain menjadi juara 1 dan mendapatkan piala dari Menteri Kependidikan Malaysia, kita juga dinobatkan menjadi sekolah/regu terbaik. Selain itu 2 santriwati perwakilan pondok kita, Maulida Izzatul Amin dan Luthfiah Muflihah berhasil menjadi pendebat terbaik.
Pada kesempatan kali ini pula, para mahasiswa lulusan Gontor yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Malaysia turut ambil andil dalam menyukseskan pertandingan ini. Mereka sengaja datang dari berbagai penjuru daerah di Malaysia tak lain dan tak bukan hanya demi mendukung almamater mereka, Gontor.
Pengalaman ini merupakan hal yang sangat berharga yang tidak bisa dibeli dengan harta. Sebuah batu loncatan, yang mana dari perlombaan ini kita bisa mengetahui bahwa kemampuan berbahasa Arab santriwati Gontor layak diperhitungkan di kaliber internasional. Kita layak berbangga bahwasanya lembaga pendidikan indigenous Indonesia yang berbentuk pondok pesantren ini bisa merintis tunas-tunas muda harapan bangsa yang akan memajukan negara dari berbagai aspek. Salah satu aspek pentingnya adalah bahasa. Karena bahasa adalah alat komunikasi yang menghubungkan satu peradaban dengan peradaban lainnya. Dan ini semua tak lepas dari pembiasaan penggunaan bahasa dari bangun tidur sampai tidur lagi di Gontor. Karena Semua yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan di Gontor adalah pendidikan.masyithohannisa