Kitab Kuning yang sudah menjadi tradisi setiap pondok pesantren tidak hanya diajarkan di pondok–pondok salaf, melainkan pesantren modern seperti Gontor juga ikut mempelajari dan menelusuri ajaran–ajaran yang ada didalamnya, akan tetapi Gontor memberi istilah Fathul Kutub dalam program ini. “Di Gontor juga diajari kitab kuning, akan tetapi cara kita mengajarkan kitab kuning tidak sama dengan pondok–pondok salaf”, tutur K.H. Syamsul Hadi Abdan dalam pembukaan Fathul Kutub pada Jum’at (15/11) di Balai Pertemuan.
Program yang dilaksanakan tiap tahun ini bertujuan untuk meningkatkan bahasa arab dan wawasan keilmuan serta wawasan tentang literatur–literatur Islam klasik maupun modern. “Seluruh siswa akhir dituntut untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berbahasa arab selama program ini berlangsung”, tutur Saibani selaku pembimbing Fathul Kutub. Ada 4 materi yang dibahas dalam program ini, antara lain, Tafsir, Fiqih dan Usul Fiqih, Hadits, Aqidah dan Akhlaq.
Fathul Kutub yang dijalani siswa akhir berbeda dengan yang dijalani siswa kelas lima. Beberapa permasalahan yang diberikan kepada siswa akhir bersifat lebih luas, sehingga tidak terpaku pada satu buku untuk mencari permasalahan tersebut. Adapun permasalahan yang diberikan kepada siswa kelas lima bersifat terbatas dan hanya menggunakan satu buku saja untuk mencari permasalahan yang dibahas.
Untuk mempermudah jalannya acara, seluruh siswa akhir dibagi menjadi 48 kelompok, dan di setiap kelompok terdiri dari 15 sampai 17 siswa. Sistem yang digunakan dalam program ini adalah penulisan pembahasan dan diskusi. Setiap kelompok akan mendapatkan permasalahan yang berbeda–beda sesuai dengan bidangnya, setelah itu dimulai dengan pencarian buku–buku yang bersangkutan dan menulisnya sebagai persiapan diskusi. “Dalam diskusi ini mereka dituntut untuk menggunakan bahasa arab selama berbicara, meskipun sulit, mereka harus tetap terbiasa”, tutur Faqih Nizom selaku pembimbing siswa akhir.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini, ditutup dengan program diskusi umum bermaterikan “Jihad”. Dengan pembicara Abdul Karim (6B), Rivaldy (6C), dan Iqbal Maulana (6B). Setelah itu diteruskan dengan penulisan kesan–kesan selama acara berlangsung dan ditutup oleh K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. toms