Gontor – Bagian Penggerak Bahasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Central Language Improvement (CLI) siap membuat inovasi bahasa pada tahun ini. Pernyataan ini langsung diungkapkan oleh Ahmad Prasetyo salah satu staf CLI pada wawancara hari Selasa (11/12).
“Yang saya pribadi rasakan ketika mendapat amanat ini adalah berat, pusing, dan harus bagaimana. Saya merasa berat karena bahasa saya masih belum terlalu bagus untuk menjalani amanah yang terlalu besar bagi saya yang hanya seorang santri”. Ungkapnya dalam wawancara itu. Ia pun menambahkan, CLI pada tahun ini memiliki target untuk menanamkan kecintaan santri terhadap bahasa dengan merubah mindset mereka dalam berpikir bahwasanya bahasa merupakan fun bukan paksaan. Usaha yang mereka lakukan dalam mensukseskan target tersebut adalah dengan mengadakan aktifitas-aktifitas yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Salah satunya adalah dengan mengadakan perlombaan pada setiap hari Selasa dengan nama “Language League” nama tersebut merujuk pada premier league atau liga inggris yang merupakan liga terpopuler di dunia. Language League ini pun memakai sistem poin sama seperti liga-liga sepakbola yang melibatkan anggota dan pengurus rayon. Untuk perlombaan-perlombaannya adalah public speaking, broadcasting, fathul munjid dan oxford, dan spelling. “Saya miris melihat bahasa santri sekarang karena menganggap berbicara menggunakan bahasa resmi hanya pelarian dari jasus dan hukuman CLI, hal inilah yang harus kita perbaiki”, ujar santri yang berasal dari Depok itu.
Pada tahun ini bagian bahasa juga melakukan perubahan bagi para asisten-asisten bahasa seperti istirqo’ “kami pun melakukan perubahan pada asisten ini, yaitu dengan menambahkan supervisor yang bukan dari alumni istirqo’, karena pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi pembimbing hanyalah mereka yang dahulunya juga anggota istirqo’. Ini kami lakukan untuk menjadi tajididun niah dan menjadi inovasi-inovasi lain” tambahnya.
Bukan hanya dari sisi asisten, bagian bahasa pun melakukan inovasi-inovasi lain yang ditunjukan untuk para santri, yaitu dengan membuat banner-banner kosakata yang diletakkan di seluruh sudut pondok, banner-banner ini berjumlah 50 buah diletakkan di 50 tempat dan menghabiskan biaya sebesar 3 Jt, yang diambil dari anggaran OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern)
Dari sisi hukuman, hal yang dilakukan adalah dengan memberi hukuman yang bermanfaat kepada para santri yang melanggar, hukuman itu dapat berupa : menulis kosakata, idioms, dan memberi motivasi guna mendorong mereka untuk meningkatkan bahasa Arab dan Inggris.
“Guys! It not bet you so smart, it just bet you stay with your problem longger.” Tutupnya pada wawancara itu dengan memberi motivasi.ahsy