Untuk kesekian kalinya, Pondok Modern Darussalam Gontor menjadi lawatan penduduk negeri Jiran. Adalah Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) yang kali ini mempelajari dinamika Gontor. Salah satu departemen terbesar di Jiran ini telah mendelegasikan 15 orang untuk mempelajari dan memperhatikan semua yang ada di Gontor, tidak terkecuali Gontor Putri. Rasa penasaran yang besar terhadap Gontor mendorong kemauan mereka untuk segera berkunjung dalam waktu singkat. Hasilnya, dalam waktu singkat timming kunjungan segera dibuat dan langsung dikirimkan kepada staff Sekretaris Pimpinan agar secepat mungkin dapat diajukan dan disetujui oleh Bapak Pimpinan. “Kunjungan ini termasuk yang mendadak, karena biasanya Malaysia itu paling cepat dalam waktu satu bulan sebelum kunjungan, sudah mengirimkan surat permohonan, tapi untuk kali ini, mereka mempersiapkannya dalam waktu satu minggu”, tutur Ustadz Tommy Alvanso selaku staff Sekretaris Pimpinan.
Mendarat di bandara Adi Sucipto, Yogyakarta pada hari Rabu (12/3), rombongan yang berjumlah 15 orang ini dijemput menggunakan bis Gontor dan langsung menuju Gontor Putri 1 Mantingan untuk tujuan pertama. “Kedatangan kami disambut hangat oleh para ustadz dan ustadzah di Wisma Gontor Putri dan tidak lupa kami langsung dibawa ke Guest House untuk makan malam”, tutur Ustadz Dede Febrian selaku ketua rombongan JAIS. Acara kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bersama Wakil Direktur KMI Ustadz Suharto. Dalam pertemuannya, beliau banyak menyampaikan tentang sejarah berdirinya Gontor Putri dan nilai–nilai yang ada di Gontor. Tidak lupa juga beliau membahas tentang keikhlasan guru–guru dalam membantu pondok secara ringkas.
Setelah mengupas banyak tentang Gontor Putri, rombongan meneruskan perjalanan ke Gontor Pusat untuk lebih mendalami lagi seluk beluk pendidikan Gontor. Pertemuan dengan Bapak Pimpinan KH. Syamsul Hadi Abdan menjadi pemicu semangat dan motivasi yang cukup besar untuk membangun lembaga pendidikan seperti Gontor di negara mereka. Dengan dialog santai, beliau menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pendidikan di Gontor dengan gamblang. Salah satu ungkapan beliau yang diingat terus adalah “Gontor bisa maju seperti ini karena pengalaman”.
Selain berdialog, para rombongan diberikan kesempatan untuk berkeliling kampus Gontor. Bangunan-bangunan yang besar dan kegiatan–kegiatan para santri menjadi kekaguman tersendiri, ditambah mereka dapat berdialog dengan bahasa Arab dan Inggris. Hal itu dapat dilihat ketika para santri menjalani program “Muhadharah”.
Ketika malam hari, acara dilanjutkan dengan pertemuan bersama beberapa fungsionaris ISID yaitu, Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi (Rektor ISID), Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi (Purek I), dan Dr. Dihyatun Maskon (Purek III). Pertemuan yang bertempat di aula hotel ISID ini membahas tentang kepondokmodernan dengan memasukan beberapa poin–poin tentang ISID. “Kami tetap membahas kepondokmodernan dengan sedikit memasukan hal–hal yang berkaitan dengan universitas”, ucap Dr. Dihyatun Maskon.
Memasuki hari Jum’at, para rombongan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke bandara Adi Sucipto, Yogyakarta dan kembali ke negara asal mereka.toms