DARUSSALAM-Usai Pagelaran Seni Drama Arena 592, Kamis (17/8) di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) Kiai Hasan menyempatkan untuk menilai seluruh pementasan dan penyelenggaraan pagelaran ini. Beliau menuturkan “sebenarnya acara seperti ini tidak harus ada nilainya, tapi untuk ukuran antum, Very Good, Very Very Good”. Pesan yang disampaikan beliau menjadikan seluruh kelas 5 di atas panggung tampak bangga dan puas terhadap perjuangan dan pengorbanan mereka untuk menyajikan acara ini.
Drama Arena merupakan salah satu dari rentetan acara-acara Pekan Perkenalan Khutbatu-l-‘Arsy yang diamanatkan kepada kelas 5 KMI dalam bentuk pagelaran seni, baik dalam pementasan maupun penyelenggaraan. Selain itu, dibalik sukesnya acara Drama Arena ini tidak lepas dari bimbingan dan pengawalan Pembimbing kelas 5 KMI yang saat ini notabenenya Guru KMI Angkatan ke-5. Bimbingan mereka dimulai sejak kedatangan siswa kelas 5 KMI pada tanggal 6 Syawwal yang lalu. Bahkan bisa dikatakan bahwa persiapan seni akbar ini membutuhan waktu 48 hari.
Acara yang bertemakan “Menegakkan Nilai Perjuangan, Mewarnai Indahnya Kebersamaan” ini menjadi spirit perjuangan kelas 5 KMI dalam menyajikan dan mewarnai rentetan pementasan pagelaran seni ini. Beberapa penampilan yang disajikan dalam acara ini yaitu : Hadrah, Master of Ceremony, Tilawah Ayat Suci Al-Qur’an, Drama Sang Pewarna, Choir, Nasyid, Puisi, Band 592, Tari-tarian Nusantara (Tari Aceh, Campursari, Tampah, Caping, Zapin Sapu Lidi, Genjring, Jaipong, Giliwata Bali, Modern Papua Dance), Rainbow Slinky, Lightsaber Show, Ribbon dan Umbrella Dance, Martial Gravitation Acrobatic, Miniotic Kinjaz, India and Modern Dance, Visual (Hymne oh Pondokku Versi Keroncong), dan diakhiri dengan Komedian (Gendang Santri dan Drama Jenaka).
Harapan besar Bapak Pimpinan PMDG bahwa untuk pagelaran seni di tahun mendatang harus lebih baik dari tahun ini. Teringat pesan ayahanda Kiai Hasan Abdullah Sahal “Pagelaran seni itu jangan asal baru, asal beda, dan asal mewah, akan tetapi harus berkualitas dan ada nilai pendidikannya. Kalau sekedar beda, sekedar mewah, banyak yang bisa meniru, tapi kalau berkualitas jarang yang bisa”. fuadfahmi