GONTOR – Ujian akhir tahun sudah di ambang pintu. Para santri dan guru Gontor mulai bersiap diri untuk menghadapi ujian. Panasnya ujian ditandai dengan dibukanya belajar malam keliling. Dengan belajar keliling, para santri dilatih untuk bisa mandiri dalam belajar. Santri mampu melihat seberapa besar kemampuannya dan menemukan metode belajar yang sesuai untuk dirinya.
Al-Ustadz Syarif Abadi sebagai pembimbing belajar malam dan dibantu oleh beberapa staf guru telah membagi zona-zona belajar keliling untuk setiap guru. Zona belajar dibagi menjadi enam tempat, Zona Syiria, Zona Yaqzoh, Zona Masjid, Zona Saudi, Zona Indonesia dan Zona BPPM. Hal ini ditujukan agar para guru dapat menyebar merata di setiap tempat, sehingga pengawasan bisa berjalan efektif dan efisien.
Untuk mempermudah santri dalam memahami pelajaran, panitia menyiapkan pos-pos tempat santri bertanya. Diantaranya adalah pos Dirosah Islamiyah (pelajaran Agama Islam), pos Lughah ‘Arabiyah (Bahasa Arab), pos Dirosah Kauniyah (pelajaran umum), pos Lughah Injiliziyah (Bahasa Inggris) dan pos Taqdimu-l-hifdzi (laporan hafalan). Di setiap pos, beberapa guru duduk dengan siap menjadi sumber jawaban untuk setiap pertanyaan santri. Pos-pos ini tersebar merata di setiap zona.
Dalam pengarahannya, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan bahwa belajar bukanlah yang dikebut dalam satu malam, namun belajar dilakukan sepanjang tahun. Belajar sedikit demi sedikit sehingga ilmu yang dipelajari dapat melekat erat di fikiran masing-masing. Suasana belajar seperti ini adalah suasana yang mahal. Bersyukur dengan adanya suasana seperti ini. Indah, melihat kesadaran santri untuk belajar dan kesadaran guru untuk mengajar.
K.H. Masyhudi Subari menambahkan, bahwa ini adalah kesempatan bagi para guru untuk memantapkan ilmu mereka. Karena pada hakekatnya ilmu adalah apa yang diamalkan dan apa yang diajarkan. farouq