Jakarta- K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) menghadiri undangan acara Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa (MBPA-KB) di hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Acara ini diadakan selama 3 hari, dari tanggal 8 – 10 Februari, namun karena ada kesibukan di Pondok, Kiai Hasan baru hadir pada hari Jum’at (9/2) malam. Acara ini diselenggarakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP). Musyawarah antaragama-agama ini mengusung tema “Rukun dan Bersatu, Kita Maju”.
Musyawarah ini membahas 7 isu pokok. Pertama, terkait bagaiamana pandangan serta sikap umat beragama tentang NKRI yang berdasarkan Pancasila. Kedua, pandangan sikap umat beragama tentang cinta Tanah Air yang Berbhinneka Tunggal Ika. Ketiga, pandangan serta sikap umat beragama tentang pemerintahan yang sah berdasarkan konstitusi. Keempat, prinsip-prinsip kerukunan antar umat beragama. Kelima, penyebaran agama serta isu pendirian rumah ibadah. Keenam, membahas faktor intra agama, hubungan antar kelompok dalam satu agama. Serta ketujuh, faktor-faktor non agama yang bisa memperbarui ketakrukunan.
Acara ini dihadiri oleh 450 pemuka agama dari seluruh Indonesia. Hasil dari musyawarah ini akan menjadi rekomendasi untuk diajukan kepada Presiden Joko Widodo. UKP-DKAAP Prof Din Syamsuddin mengatakan, forum ini dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim dan dialog dari hati ke hati para pemuka agama-agama. Terutama untuk membahas masalah-masalah yang ada guna mewujudkan kerukunan bangsa.
Rentetan acara ini ditutup dengan acara PBB “World Interfaith Harmony Week 2018” pada hari Ahad (11/2) di Gedung Jakarta Convention Center, Plenary Hall. AaRum