Mahakarya seni akbar Panggung Gembira Smart Generation mampu melukiskan malam itu dengan penampilan-penampilan yang dikolaborasikan dan dikemas dalam sebuah tema “Dengan Peradaban Gontori Mencetak Kader Umat dan Mengislamkan Dunia”. Kemegahan panggung dan acara yang elegan, membuat para penonton menancapkan pandangan mereka pada kreasi-kreasi yang ditampilkan oleh seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. “Presiden, Gubernur, Bupati, tidak akan bisa membuat acara ini, tapi anak Gontor mampu dan bisa”, tutur KH. Hasan Abdullah Sahal dalam sambutan pembukaan Panggung Gembira.
Cuaca yang mendukung menambah semangat para pemain untuk meningkatkan perform mereka diatas panggung. Berbagai tari-tarian, drama, dan paduan suara ditampilkan dengan maksimal diatas panggung seluas 6 meter itu. “Tahun ini panggung yang biasanya seluas 8 meter dikurangi menjadi 6 meter, hal tersebut melihat siswa-siswa yang tampil di tahun-tahun sebelumnya belum dapat memanfaatkan panggung secara maksimal” tutur Azhar Amir selaku pembimbing kelas enam.
Acara yang menjadi puncak dari Pekan Perkenalan Khutbatu-l-Arsy ini menelan dana ±300 juta rupiah. Dana tersebut terkumpul dari tiap personil kelas enam, beberapa sponsor, dan proposal yang dicari oleh beberapa siswa. “Namun sampai saat ini dana yang sudah dikeluarkan baru ±27 juta”, tutur Fakih Nizom selaku bendahara Panggung Gembira.
Hal terbaru dalam Panggung Gembira tahun ini antara lain penggunaan sound system yang menjadi produk sendiri, tanpa harus meminjam dari luar. “Pondok ini harus terus belajar mandiri, maka untuk acara Drama Arena dan Panggung Gembira harus sudah bisa menggunakan sound milik pondok, tidak lagi meminjam luar” tutur KH. Hasan Abdullah Sahal. Setelah hal tersebut diterapkan, hasilnya sangatlah memuaskan, dilihat dari nilai sound system Drama Arena dan Panggung Gembira tahun ini mendapat sepuluh.
Memasuki evaluasi, Panggung Gembira tahun ini mendapat nilai 9,5. Masih ada beberapa kekurangan disetiap acara, antara lain yang menjadi perhatian juri adalah masalah waktu yang terlalu lama, sehingga membuat penonton bosan, kurangnya pemanfaatan fasilitas di atas panggung, acara yang masih jauh dari tema PG sendiri, dan banyaknya tarian-tarian yang masih mendominasi. “Tapi satu hal yang membuat PG tahun ini mahal, yaitu selesai diwaktu yang tepat, tidak kurang dan tidak lebih”, tutur KH. Hasan Abdullah Sahal diakhir evaluasi. toms
good for gontor