BRUNEI DARUSSALAM- Dalam prinsip mengokohkan tali persaudaraan dan bertujuan untuk berbagi beberapa ilmu pengetahuan dalam bidang perekonomian, politik, dan sosial budaya, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor kampus Mantingan, fakultas Ekonomi dan Manajemen, prodi Ekonomi Islam, mengirimkan 28 mahasiswinya untuk berkunjung ke Negara Brunei Darussalam dalam kegiatan Studi Akademik.
Kegiatan ini dibimbing oleh Al-Ustadz Taufiq Affandi, M.Sc dan Al-Ustadzah Atika Masrifah, M.E.Sy yang dibantu oleh segenap jajaran Universitas Islam Sultan Sharif ‘Ali (UNISSA) serta didukung oleh Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Brunei Darussalam. Studi Akademik usai berjalan 2 hari silam, dengan beberapa kegiatan yang menarik dan mengesankan, hal ini terbukti dari para kesemangatan mahasiswi yang turut antusias dan tak lelah bertanya demi mendapatkan beberapa informasi seputar ekonomi, politik, dan sosial budaya yang berbau Brunei Darussalam.
Kegiatan terus berlanjut, pada hari jum’at (19/01), perjalanan Studi Akademik mahasiswi Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor semester 4, tidak patah semangat meskipun dimulai dengan suasana yang dingin dan hujan, semua ini tidak melunturkan kesemangatan dan membuat kebahagiaan para mahasiswi Universitas Darussalam (UNIDA) sirna. Para mahasiswi memulai aktivitasnya dengan evaluasi yang disampaikan oleh al-Ustadz Taufiq Affandi, M.Sc, dan dihidupkan dengan sedikit motivasi dan dorongan di akhir ucapnya.
Para mahasiswi pun berlomba-lomba menyiapkan pertanyaan yang akan ditujukan ke beberapa tempat tujuan, yaitu Muzium Royal Regalia, dan juga Embassy of Indonesia. Kedatangan mahasiswi UNIDA pada Muzium Royal Regalia, sangat dimanfaatkan untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan silsilah kesultanan, Perekonomian Brunei, Pembangunan Infrastruktur Negara, Sosial budaya, dan hal-hal yang bersinggungan dengan Brunei Darussalam.
Negara Brunei Darussalam, adalah Negara yang tak asing dengan kemakmuran masyarakatnya, itu semua dikarenakan kestabilan perekonomian Brunei Darussalam yang memiliki penghasilan Sumber Daya Alam (SDA) di bidang Minyak bumi dan Gas. Itulah titik utama penghasilan masyarakat Brunei Darussalam, yang menjadi income Negara dan disubsisdikan ke seluruh masyarakatnya dengan membagi ke beberapa kepentingan masyarakat, seperti Rumah Sakit yang bebas biaya bagi warga Negara Brunei walau hanya membayar administrasi sebesar 1 dolar, Jalan raya, air, bensin, pendidikan dan lain halnya pun termasuk dalam subsidi yang diberikan oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah selaku Perdana Menteri, Menteri Perekonomian, dan Menteri Pertahanan.
Berbeda dengan Indonesia dengan sistem pemerintahan yang akan berganti setiap 5 tahun sekali, Sultan Haji Hassanal Bolkiah adalah Sultan yang ke-29 dengan masa jabatannya yang bertahan Selama 50 tahun, sultan pun melakukan beberapa pergerakan baru dengan mengeluarkan beberapa titah (perintah raja) yang menyeru masyarakatnya untuk selalu berbuat kebijakan dan berlaku baik. Seperti halnya, perjanjian kesetaraan ekonomi antara Brunei Darussalam dan juga Singapura yang menjadikan adanya kestabilisasian nilai uang diantara keduanya dan titah bagi masyarakat Brunei Darussalam yang diseru untuk meningkatkan pergerakan ekonominya dibidang Enterpreneurship (Kewirausahaan). Karena, sultan berharap agar masyarakat Brunei sendiri, tidak bergantung dengan subsidi Negara yang dihasilkan oleh Minyak dan gas. Karena itu, masyarakat Brunei sedang meningkatkan usahanya dalam perniagaan. Terlihat dari beberapa universitas di Brunei Darussalam yang mengadakan beberapa kegiatan Mahasiswa/i yang berhubungan dengan segi perniagaan dan perekonomian, salah satunya seperti Universitas Islam Sultan Sharif ‘Ali (UNISSA).
Selepasnya berbincang mengenai Brunei Darussalam, mahasiswi UNIDA mengunjungi Embassy of Indonesia. Yaitu salah satu perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia disebuah Negara, yang memiliki hubungan diplomatik. Adapun KBRI bertugas dan berwewenang penuh atas beberapa permasalahan masyarakat Indonesia yang berjumlah + 100.000 jiwa di Brunei Darussalam.
Mahasiswi Universitas Darussalam (UNIDA), disambut ramah dan hangat, menjadikan suasana begitu bersahabat bak satu keluarga yang mengunjungi sanak saudaranya. Kesemangatan pun tetap terlihat di raut wajah para mahasiswi yang menanyakan perihal kehidupan masyarakat Indonesia di Negara Brunei Darussalam. Dari segi perekonomian, adat istiadat Indonesia, dan juga kehidupannya. Semua itu, guna membandingkan dan menerapkan segala ilmu yang ada, tuk jadikan usaha-usaha yang berguna dan bermanfaat.
Kegiatan pun berhujung di Pasar Pelbagai Barangan Gadong, yang konon katanya, terkenal dengan pusat kuliner yang murah di pusat kota. Dengan menawarkan berbagai macam harga mulai dari 1-15 dolar Berbagai makanan dan minuman dijual disana. Seperti di Indonesia, kita dapat menjumpai berbagai macam makanan dan minuman seperti cendol, durian, terang bulan, dan bakso. Tetapi, dengan sebutan dan rasa, bahkan jenis yang memiliki ciri khasnya sendiri.
Sembari menunggu kumandangnya Maghrib, mahasiswi Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, menghabiskan waktu senjanya di pasar tersebut, kesatuan dan kebahagiaan mahasiswi terasa lengkap dengan ilmu yang didapatkan beserta pengalaman yang dirasakan di Brunei Darussalam yang bersifat Islami. Seperti ucapan Al-Ustadz Taufiq Affandi, M.Sc “Sebagai mahasiswa ekonomi, kita dapat melihat sudut pandang perekonomian suatu negara dari segala aspek kehidupan, politik, dan sosial budaya-nya, itulah ilmu yang dapat kita dapatkan disetiap kegiatan yang ada.”. Selmd