GONTOR–Hanya berselang sehari setelah gebyar acara puncak Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy dalam bentuk Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG) pada Sabtu (13/8) malam lalu, Panitia Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Divisi Kegiatan Santri langsung bersiap menggelar latihan untuk acara pagelaran seni yang lebih spektakuler. Senin (15/8) malam, sehabis Isya’, bertempat di depan Gedung Rabithah, diadakan pembukaan latihan untuk pagelaran seni santri dan guru bertajuk Darussalam All Stars Show (DASS) 90 Tahun Gontor.
“Acara yang penuh dengan kreativitas seni ini, bisa dikatakan, berada setingkat di atas Panggung Gembira, walaupun keduanya memiliki konsep yang hampir sama. Memang, konsep acaranya berpatokan pada penyelenggaraan Panggung Gembira. Akan tetapi, keterampilan seni yang akan dipertunjukkan diupayakan lebih menghibur, inovatif, dan memukau,” ujar Ustadz Ardhika Wahyu Kuncoro, selaku Penanggung Jawab Acara dari Panitia Pelaksana DASS 90 Tahun Gontor, Selasa (16/8) siang.
Wajar saja jika DASS berada setingkat di atas PG, karena acaranya didukung mahasiswa dan guru-guru, baik guru junior maupun senior, tidak hanya mengandalkan kreativitas santri. “Berbeda dengan PG, guru-guru dan mahasiswa yang memiliki bakat terbaik di bidang seni akan berkolaborasi dengan santri-santri pilihan dari kelas 1–6 Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI) untuk menampilkan penampilan terbaik mereka pada acara DASS 90 Tahun Gontor nanti,” kata Ustadz Ardhika, menjelaskan perbedaan PG dengan DASS.
Selain itu, lanjut Ustadz Ardhika, acara DASS sengaja dikonsep lebih spektakuler sesuai namanya, karena latar belakang dan tujuan penyelenggaraannya berbeda dengan PG yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun oleh siswa kelas 6 KMI. Panggung Gembira merupakan acara puncak acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy. Sedangkan DASS diadakan secara khusus dalam rangka memperingati milad Gontor yang ke-90.
“Idenya muncul pertama kali sepuluh tahun silam, tahun 2006, yaitu pada Peringatan 80 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada tahun itulah, Gontor menggelar DASS untuk pertama kalinya. Maka, DASS yang akan dilaksanakan pada Kamis malam, tanggal 8 September 2016, mendatang ini merupakan yang kedua sepanjang sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor,” ungkap Ustadz Ardhika.
Lebih dari itu, Ustadz Ardhika menambahkan, DASS ini akan digelar di tempat terbuka yang lebih luas, yaitu bertempat di Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Acara ini tidak sama dengan PG yang hanya–sebenarnya–diperuntukkan bagi santri-santri dan guru-guru seperti biasa di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Sebagai salah satu acara dalam agenda besar Peringatan 90 Tahun Gontor, DASS bertujuan menghibur sekaligus mendidik masyarakat luas, tidak hanya keluarga pondok.
Bertempat di lapangan terbuka, panggung untuk DASS tentu lebih besar dibandingkan panggung yang dipasang untuk PG. Menurut Ustadz Ardhika, panggung yang disiapkan untuk DASS berukuran 20 x 10 meter persegi. Panggung untuk PG lebih kecil, hanya berukuran 18 x 6 meter persegi. Sedangkan background-nya didesain ulang, tidak menggunakan background PG seperti halnya DASS pada Peringatan 80 Tahun Gontor. Kata Ustadz Ardhika, background DASS tahun ini lain dari yang lain, bentuknya tidak simetri lipat seperti biasanya. Hingga saat ini, pengerjaannya sudah mencapai 20%, dikerjakan tim dekorasi di bawah komando Ustadz Hasan Muttaqin, Ustadz Rozaq Wijaya Aziz, dan Ustadz Rizki Nawari. “Lihat saja nanti, Anda pasti akan melihat background yang tidak biasa,” ujar Ustadz Ardhika saat ditanya tentang desain background DASS 90 Tahun Gontor.
Kepanitiaan DASS kali ini diketuai oleh tiga orang guru yang sangat berpengalaman dalam penyelenggaran acara pentas seni. Mereka adalah Ustadz Andika Putra Rianda, Ustadz Badrut Tamam, dan Ustadz M. Abdullah. Ketiganya bekerja sama dengan guru-guru yang terlibat di kepanitiaan Peringatan 90 Tahun Gontor Divisi Kegiatan Santri, dibantu sejumlah santri kelas 5 dan 6 KMI untuk mengonsep dan menyelenggarakan acara. Dari data panitia, santri dan guru yang dilibatkan untuk tampil memeriahkan DASS 90 Tahun Gontor ini mencapai 1.000-an lebih.
Penyelenggaraan DASS di usia Gontor yang ke-90 tahun ini mengangkat tema tentang estafet nilai, bermottokan “Gontor Mengestafetkan Nilai Perjuangan untuk Kemuliaan Umat dan Bangsa”. Terkait tema tersebut, menurut penjelasan Ardhika, untuk saat ini, konsep acara tentatif sudah tersusun oleh panitia. “Rangkaian acara DASS disusun berdasarkan lima nilai utama yang dimiliki Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu terangkum dalam Panca Jiwa. Maka, terdapat lima acara inti di dalam rangkaian acara DASS 90 Tahun Gontor di samping acara lainnya. Kelima acara tersebut diformat secara khusus menggambarkan Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor: Drama Tragedi Musikal (Keikhlasan), Puisi Monolog (Kesederhanaan), Fabel (Berdikari), United Dance (Ukhuwah Islamiyah), dan Drama Komedi “Pokemon Go” (Kebebasan),” terang Ustadz Ardhika.
“Konsep acara masih ada kemungkinan mengalami perubahan berdasarkan evaluasi yang akan kami lakukan nanti. Sangat mungkin sekali karena ide-ide baru bisa saja bermunculan di saat-saat latihan. Kami masih mempunyai waktu latihan 20 harian menjelang hari H, ” kata Ustadz Ardhika.
Dalam rentang waktu menjelang penampilan pada tanggal 8 September 2016 nanti, akan diadakan serangkaian geladi. Hal ini tidak terlepas dari tradisi Gontor yang selalu berupaya menyelenggarakan acara sesempurna mungkin, memuaskan dan tanpa cacat. Tidak tanggung-tanggung, acara geladi dijadwalkan lima kali. Geladi Kotor Pertama dijadwalkan pada hari Senin, 22 Agustus 2016, disusul Geladi Kotor Kedua (27 Agustus 2016), Geladi Bersih Pertama (1 September 2016), Geladi Suci (4 September 2016), dan Geladi Panggung (7 September 2016). shah wa