Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut bertempat di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) dengan dibuka Pimpinan Pondok, K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag., Jum’at (11/12) siang. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pendidikan yang diperoleh santri itu tidak hanya berasal dari ruang kelas saja. Akan tetapi, acara mendidik yang berbentuk ekstrakurikuler merupakan sebuah pendidikan yang juga tak ternilai harganya. Beliau berpesan agar seluruh santri mampu mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari acara ini untuk bekal masa depan mereka masing-masing.
Setelah pembukaan dan sambutan dari Pimpinan Pondok, acara dilanjutkan dengan Workshop Multimedia. Dalam kesempatan ini, panitia penyelenggara menghadirkan Uzeir Hamdan dari Trans 7 sebagai pembicara. Beliau adalah seorang manajer pemberitaan di salah satu stasiun televisi swasta Tanah Air yang juga merupakan alumni Gontor. Beliau memaparkan banyak hal berkenaan dengan peliputan berita yang dilakoni media elektronik.
Pada kesempatan yang sama, Suara Gontor (Suargo) FM yang diwakili Ustadz Nurrosyid Huda Setiawan, salah staf Suargo FM, mengulas peran dan fungsi penyiaran melalui radio, baik itu sebagai media dakwah pondok untuk masyarakat ataupun sebagai media hiburan bagi para pendengar setia Suargo FM. Setelah pemaparan tentang Suargo oleh Ustadz Nurrosyid, Ustadz Tommy Alvonso, staf Gontor TV, menjelaskan hal ihwal terkait keberadaan Gontor TV di PMDG yang baru berusia seumur jagung itu. Dalam penjelasannya, Ustadz Tommy menerangkan, Gontor TV sangat berperan dalam menayangkan berbagai acara yang berlangsung di Gontor. Dalam hal ini, setiap tayangan yang ditampilkan Gontor TV akan menjadi dokumentasi yang sangat berharga sebagai rujukan untuk kebutuhan di masa mendatang.
Adapun acara Bedah Buku “Negeri 5 Menara” dijadwalkan pada hari kedua, Sabtu (12/12) siang. Sedangkan pada hari terakhir, Ahad (13/12), digelar Seminar Sehari tentang tulis-menulis yang disampaikan oleh Luqman Hakim Arifin, redaktur Majalah Gontor dengan didampingi Ustadz Taufik Affandi, S.H.I. Acara bedah buku tersebut dihadiri langsung oleh sang penulis, Ahmad Fuadi. Dia sendiri merupakan alumni Gontor yang menyelesaikan studinya di pondok tercinta pada tahun 1992 silam bersama-sama dengan teman akrabnya, Adnin Armas, yang kini aktif di INSIST sekaligus sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Gontor.
Dengan didampingi Ustadz Drs. Nasrullah Zaenul Muttaqin, Ahmad Fuadi menceritakan, isi buku yang telah ditulisnya tersebut memang berlatar belakang Gontor, almamaternya. Man jadda wajada yang menjadi sumber inspirasinya pun adalah salah satu dari sekian banyak mahfudhot yang dipelajarinya di PMDG. Di sela-sela paparannya, Fuadi mengatakan, santri Gontor jangan pernah takut untuk bercita-cita setinggi langit. Tidak ada yang mustahil dengan ‘mantra’ man jadda wajada. “Buktinya sudah banyak, kok. Jangan takut untuk bermimpi,” katanya.
Pernyataan Ahmad Fuadi di atas terkait dengan sebuah pertanyaan menarik yang dilontarkan salah seorang peserta, “Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran di Harvard University setelah lulus dari Gontor nanti. Apakah saya mampu meraihnya? Untuk itu saya sudah berusaha mempelajari pelajaran eksak yang ada di pondok ini. Mungkinkah mimpi ini dapat terwujud?” Sambil tersenyum, Fuadi menjawab, bisa. Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka yang mau berusaha. Sekali lagi, man jadda wajada.
Selepas acara, Ahmad Fuadi yang datang bersama sang istri dan dua orang temannya itu berniat ingin bertemu Pimpinan Pondok. Ia berencana untuk memfilmkan “Negeri 5 Menara” suatu saat nanti. Untuk itulah ia ingin mendengarkan saran dan nasihat dari Pimpinan Pondok, kata-kata bijak yang telah dirindukan sekian lamanya. Keinginannya tersebut akhirnya terkabul, pada saat itu Ahmad Fuadi hanya dapat bertatap muka dengan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. di Kantor Pimpinan, Ahad (13/12) pagi. Adapun kedua Pimpinan Pondok lainnya tidak berada di tempat, K.H. Hasan Abdullah Sahal masih berada di luar negeri, sedangkan K.H. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. menghadiri acara walimah Ustadz Akrimul Hakim di Semarang. Keduanya berbincang lama tentang Gontor. Banyak hal yang disampaikan Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. kepada salah seorang santrinya tersebut. Beliau berpesan agar selalu berbuat semaksimal mungkin dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan filsafat hidup PMDG di manapun berada.