Home Blog Page 288

Ambalan Gembira: Menjalin Ukhuwah

0

Darussalam Gontor (PMDG) tahun ajaran 1439/2018, Koordinator Gerakan Pramuka mengadakan acara Ambalan Gembira Gugus Depan 15089 PMDG. Acara tersebut dilangsungkan selama 6 hari dimulai pada Sabtu (10/3) sampai Kamis (15/3) diikuti oleh segenap adika-adika ambalan yang merupakan siswa-siswa Kulliyatu-l-Mua’allimin Al-Islamiyah (KMI) kelas 3 Intensif dan 4.

Ambalan Gembira diisi dengan beberapa perlombaan, dimana perlombaan ini dibagi menjadi dua kategori; pertama, kategori ketangkasan dalam pramuka, seperti lomba Semaphore, Pioneering, Pidato Dwi Bahasa, Puisi, Cerdas Cermat, Memanah, Sandi-sandi, dan morse. Kedua, kategori permainan, seperti lomba Music Soccer, Table Soccer, Fun Board, Goyang Tomat, Tebak Kata, Peta Buta, Dargon Ball, Scrabble, Perang Sarung, Ambalan Warior, Panco, Bowling, Kursi Joget, Morse, Dorong Bambu, dan Golf.

Puncak acara berupa Pentas Seni, dilangsungkan pada hari Kamis (15/3) siang di Lapangan Sembilan Windu dan dibuka oleh Al-Ustadz Sabar, S.Ag. Beberapa penampilan diapresiasikan pada kesempatan ini, seperti Reog Ponorogo, Campursari, Kentongan, Saman Revolution, dll.

Tujuan diadakannya pentas ini adalah meningkatan kreativitas santri dan juga menjalin ukhuwah di antara adika-adika ambalan. Ahsyi

.

 

Pembina Gembira: Pramuka itu Bahagia

0

DARUSSALAM-Selain Ambalan Gembira, Kamis (15/3) Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) juga mengadakan Pembina Gembira. Acara ini berupa perlombaan-perlombaan yang dikhususkan untuk Pembina Penegak/Ambalan/Laksana. Setiap Gugus Depan (Gudep) mengirim 20 orang untuk mengikuti 10 lomba yang disediakan: Morse, Semaphore, Pioneering, Ninja Warior, Lukis Wajah, Bambu Gila, Fun Board, Soccer, dan Joget Tomat. Total peserta mencapai 200 orang.

Acara ini berjalan seru dan menarik. Salah satu acara yang paling seru adalah Bambu Gila, dimana para peserta diadu kekuatan kelompoknya dengan saling mendorong bambu, bagi yang jatuh maka dinyatakan kalah. Lomba lain yang tidak kalah menarik adalah Lukis Wajah, peserta lomba diminta untuk melukis wajah temannya sesuai tema yang diminta juri. Lomba ini diwarnai gelak tawa para peserta dan penonton, juri pun tidak luput dari keseruan lomba ini. Hasil pemenang dalam lomba ini akan diumumkan di depan seluruh adika saat Penutupan Pramuka AaRum

Peringati 51 Tahun Pascapersemar, Gontor Hadirkan Kiai Masykur Abdul Mu’id

0

GONTOR–Tepat 51 tahun yang lalu, pada tanggal 19 Maret 1967, telah terjadi peristiwa yang sangat memalukan dan memilukan bagi ummat Islam. Peristiwa itu dikenal dengan Peristiwa Sembilan Belas Maret (Persemar). Peristiwa dalam bentuk protes dan demonstrasi, yang dilakukan sekelompok ustadz dan santri terhadap Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bertujuan menurunkan secara paksa Trimurti dari kedudukannya sebagai Pimpinan PMDG dan mengambil alih kekuasaan beliau.

Para santri yang posisinya adalah sebagai pendatang, justru malah mengusir kiainya. Ibarat tamu yang mengusir pemilik rumah dari tempat tinggalnya. Tindakan hina dan tercela ini berujung pengusiran terhadap sejumlah ustad yang mendalanginya dan seluruh santri yang ada pada saat itu, yang jumlahnya telah mencapai 1.500 santri.

Senin, (19/3) Peringatan Persemar diadakan di Balai Pendidikan Pondok Modern (BPPM) diikuti dan dihadiri Pimpinan Pondok K.H. Hasan Abdullah Sahal, K.H. Syamsul Hadi Abdan, dan K.H. Abdullah Syukri Zarkasyih, serta seluruh santri dan asatidz PMDG beserta para istri.

KH Masykur Abdul Mu'id.JPG (5)Salah seorang saksi hidup persemar yang diundang kali ini adalah K.H. Masykur Abdul Mu’id, “Jadi kalau saya dipanggil oleh Gontor kapanpun saya harus datang, saya harus sami’na wa atha’na dan tidak akan banyak berkomenatar”. Ujar beliau dalam sambutannya. Pasca Persemar, seluruh santri dipulangkan dari Pondok kepada orang tuanya, dan tidak boleh kembali ke Pondok kecuali mereka yang mendapat surat panggilan dari Pimpinan Pondok. Kiai Masykur merupakan salah satu santri yang dipanggil kembali ke Pondok dan bisa kembali belajar serta menempuh pendidikan di PMDG hingga tamat. Dan sekarang beliau menjadi salah satu tokoh besar di masyarakat dan menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember.

Selain Kiai Masykur ada beberapa tokoh saksi hidup persemar lainnya yang ikut hadir, yaitu: K.H. Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, Al-Ustadz Abdullah Rofi’i, Al-Ustadz H. Syarif Abadi, dan Al-Ustadz H. Muhammad Sutikno, BA.

Setelah diadakannya peringatan di PMDG Kampus Pusat, Pimpinan Pondok mengutus beberapa guru senior yang menjadi saksi hidup peristiwa bersejarah itu untuk mengisi acara peringatan Persemar di kampus-kampus PMDG dalam dan luar pulau Jawa. Muis

Saka Bakti Husada Ikhlas Bakti Bina Menuju Hidup Sehat

0

Darussalam – Selalu aktif dalam mengelola segala kegiatan yang berguna untuk pengembangan bakat dan ketrampilan santriwatinya. Hal ini ditunjukkan dengan terselenggaranya Saka Bakti Husada pada Selasa, 18 Jumadil Akhir 1439 H yang bertepatan dengan 6 Maret 2018 M. Saka Bakti Husada adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan.

Praktek Pertolongan Pertama Pada Pernafasan
Praktek Pertolongan Pertama Pada Pernafasan

Acara di bawah naungan dan kepanitiaan Mabikori serta Koordinator Gerakan Pramuka ini terlaksana di Pendopo  Baru Gontor Putri Kampus 2, yang memakan waktu selama 2 hari. Kurang lebih 70 pasang mata yang berasal dari kelas 4 dan 3 Intensif tampak antusias dalam menyimak beragam materi dan praktek yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Mantingan ini. Dari mulai penjelasan tentang berbagai macam krida dalam Bakti Husada yang terdiri dari krida bina lingkungan sehat, keluarga sehat, penangulangan penyakit, gizi, obat, sampai perilaku hidup bersih dan sehat, seluruhnya tersampaikan secara utuh dan maksimal. hanin_y

PPL: Sarana Tingkatkan Kreativitas Pramuka Gontor

0

‌Gontor-Koordinator Gerakan Pramuka Gontor kembali adakan Praktik Pengayaan Lapangan (PPL) bagi adika penegak dari kelas 3 Intensif dan 4. Pada tahun ini, PPL dilaksanakan selama 3 gelombang dalam 3 Minggu, bermula dari Kamis (15/2) lalu hingga Kamis yang akan datang (29/2).

Acaratersebut diadakan dalam bentuk latihan membuat berbagai kerajinan tangan dari bahan yang ada di sekitar, seperti barang-barang bekas dsb yang sudah ditentukan temanya oleh panitia.  Kerajinan-kerajinan yang dibuat dapat berupa hiasan, mainan sederhana, alat serbaguna dsb. Penilaian dalam PPL ini tidak hanya diambil dari hasil karya, namun dari cara menyajikan/langkah pembuatan kerajinan di depan adik kelas mereka. PPL ini diadakan dalam 3 gelombang, gelombang pertama yaitu PPL Perdana bagi 40 orang terpilih, sisanya pada gelombang 2 dan 3.

‌Agenda ini selalu mendapat tanggapan baik dari adika kelas 1-3 dan merupakan agenda yang paling ditunggu, karena agenda tersebut merupakan salah satu momen yang menyenangkan. Selain itu, mereka juga mendapat banyak pengetahuan mengenai pemanfaatan barang yang ada di sekeliling mereka. Sand88

Tasyakuran dan Peresmian Sekretariat Baru IKPM Cab. Kairo Oleh KH. Hasan Abdullah Sahal

0

Rumah yang dirancang sekian lama oleh Panitia Pengadaan Sekretariat Permanen (PPSP) IKPM Cabang Kairo sejak tahun 2006, kini telah diresmikan langsung oleh KH. Hasan Abdullah Sahal pada Rabu (27/2) di Sekretariat baru, Gami, Hay Asyir.

Pak Kyai mengimbau kepada warga IKPM untuk mempergunakan sekretariat ini dengan sebaik-baiknya. Beliau juga menegaskan jangan sampai dengan adanya sekretariat, justru kita tidak berbaur dengan orang-orang di luar sana (selain ikpm). “Yang menentukan baik buruknya sekretariat itu adalah kalian sendiri. Kalain harus selalu ingat selalu, mengapa diadakan sekretariat dan untuk apa ada sekretariat, agar kita dapat menyesuaikannya dengan baik dan manfaat,” tegas pak Hasan.

“Sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang berguna. Karena sibuk dengan sesuatu yang tidak ada gunanya sama dengan kekosongan dan pengangguran. Dan yang menentukan kamu penting atau tidak serta apa dan siapa kamu adalah apa yang kau kerjakan,” lanjutnya.

Rumah ini telah resmi menjadi milik IKPM sejak tanggal 18 April 2017 dengan penyerahan akad rumah secara simbolik di KBRI Kairo yang dihadiri oleh Atdik KBRI Kairo, Bapal Usman Syihab, perwakilan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO), Bapak Subhan Jaelani dan Bapak Isa Anshori, beserta beberapa senior dari IKPM. Pada saat itu kepemilikan rumah secara penuh resmi diberikan oleh pemilik lama, Mustafa Atif ke perwakilan pemilik rumah baru, Umar Haras.

Usai resmi diserahkan oleh pemilik, rumah IKPM segera mulai direnovasi oleh warga ikpm dengan seluruh SDM nya. Namun proses renovasi tergolong lambat dikarenakan SDM yang terbatas juga karena kendala ujian termin kedua dan kebanyakan mahasiswa kurang luwes dan kurang pengalaman sehingga tidak bisa ditinggal dan harus dibimbing.

Farhan Azis Wildani, selaku ketua IKPM Cabang Kairo tahun ini, mengatakan bahwa pengadaan sekretariat ikpm tidak sampai disini saja. “Dengan penuh doa dan dukungan dari pak Kyai serta antum semua, kelak kita akan memperluas dan memperbesar sekretariat agar dapat diisi lengkap oleh seluruh warga IKPM Kairo,” tutup Farhan

Dikutip dari www.ikpmkairo.com

http://www.ikpmkairo.com/2018/03/tasyakuran-dan-peresmian-sekretariat.htmlikpmcairo

KH. Hasan Abdullah Sahal, Wajah Keislaman, dan Tantangan Zaman

0

Masih segar dalam ingatan. Dengan suara bergetar, sesekali berteman aliran air mata, sosok pengganti ayah itu menyampaikan pesan dan amanat saat pembekalan menuju alumni Gontor. Seakan melepas putra semata wayangnya yang akan meninggalkan tanah kelahiran setelah sekian lama dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih. Puluhan purnama telah berlalu. Dan kali ini, seakan mengulang kembali memori yang pernah terekam dalam benak. Mata ini kembali menatap sosok yang sama, di gedung yang berbeda, di belahan bumi Allah lainnya. Sejatinya ada 580 jiwa warga IKPM yang terdata berjuang di negerinya El-Sisi ini.

Tak ayal, lautan hadirin memenuhi Sholah Kamil, Hay Sadis, pada Rabu (27/2) tak sabar melepas rindu dan kembali mereguk nasehat penuh hikmah. KH. Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, mengunjungi Negeri Piramid untuk kesekian kali setelah sebelumnya pernah merasakan bangku kuliah al-Azhar selepas menamatkan dunia perkuliahan di Madinah meski tak selesai karena harus memenuhi panggilan pondok.

Menjadi pembicara dalam dialog interaktif “Penanggulangan Isu Kontemporer di Indonesia”, beliau menyampaikan realita mutakhir yang terjadi dalam dunia keislaman dalam wajah Indonesia, tetap dengan ciri khas pembawaan yang tegas, diselingi dengan kelakar yang membuat para audiensi tersenyum simpul bahkan tergelak. Beliau membuka bincang-bincang malam itu dengan kisah sejarah pesantren, sebuah institusi pendidikan yang hanya ada di Indonesia, bermula di Indonesia, ciri khas Indonesia, yang muncul karena adanya penjajahan.

Ditengah berkecamuknya perang, para ulama memang kalah perang secara fisik, tapi tidak dengan mental. Justru karena itulah pesantren berdiri. Perseteruan antara pesantren dan penjajahan tak usai hingga kini, bahkan hingga nanti. Saat ini bukan memerangi Belanda, tapi melawan antek – antek Belanda. Londo Gosong. Fisiknya saja yang khas Indonesia, tapi tidak dengan otaknya. Karena pada kenyataannya, orang asli Indonesia sendiri lebih kejam, lebih bengis, lebih ganas.

“Jika kamu ingin beribadah, pergilah ke Mekah dan Madinah. Jika hendak belajar pengetahuan dan peradaban Islam, pergilah ke Mesir. Tapi jika kamu hendak mendapatkan pendidikan dan disiplin, maka pergilah ke Gontor.” tegas Ustadz Hasan. Kenapa Gontor masih diterima sampai saat ini? Karena masih mempertahankan identitasnya,identitas keislaman yang Gontori. Pondok pesantren bercirikan keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan. Selama tiga hal ini masih ada, maka pondok akan tetap tegak.

Kenapa Gontor masih bisa bertahan? Karena didalamnya ada kehidupan dan pergerakan. Kehidupan yang sakral kultural maupun struktural. Sudah banyak yang berusaha menghancurkan pondok. Dengan sedaya upaya mencoba membeli Gontor. “Para penguasa, pengusaha, semuanya! Mereka masuk Gontor, mereka harus berputus asa mempengaruhi Gontor. Diatas hanya Allah, dibawah hanya tanah. Pondok tidak boleh berada di bawah apapun kecuali Allah Subhanahu wa taala.”

Dengan semangat menggelora, Ustadz Hasan menegaskan, tidak ada kata feodalisme dalam dunia Gontor. Semua sama semua rata. Tak ada beda anak kyai dan bukan kyai. Karena sejatinya mengganggu panca jiwa, mengganggu kemerdekaan. Belajar dari sejarah, kehancuran datang dari dalam, bukan dari luar. Gontor tetap baku, tetap pakem.

Takut hanya kepada Allah, berharap hanya pada Allah, jika tidak, maka kebersamaan tidak akan bertahan lama. Melihat wajah Islam dalam dunia Keindonesiaan, sangat memprihatinkan. Segala hal yang berbau keislaman diteror, organisasi masyarakat, partai politik, ulama, semuanya. Islam sengaja dibuat dalam posisi salah, kalah, dan mengalah. Dihancurkan dengan harta, tahta, wanita, kuasa, senjata, dan berita.

Untuk maju ke depan, bukan lantas menjual diri, identitas, bahkan agama. Tempa diri menjadi manusia kuat karena yang akan dihadapi langsung adalah kekafiran dan pemurtadan, ditantang penjajah dan penjajahan rasa modern. nikmati surga keislaman, surga kehidupan. tak perlu menunggu surga akhirat, berkumpul dengan orang-orang yang hidup sesuai dengan agama kita, sehingga kita semua termasuk dalam jiwa jiwa yang tenang sebagaimana disebutkan dalam firman Allah.

Jam tangan menunjukkan angka pukul 10 malam saat acara selesai dilaksanakan. Sudah cukup larut, tapi mendengarkan nasehat dari seorang bapak membuat diri tak keberatan. Malam itu ditutup dengan perfotoan bapak pimpinan dengan warga IKPM Kairo, dilanjutkan dengan tajammu’ makan malam bersama di pelataran Sholah Kamil.

Dikutip dari www.Ikpmkairo.com

http://www.ikpmkairo.com/2018/03/kh-hasan-abdullah-sahal-wajah-keislaman.htmlkiai hasan

Perfotoan Siswi Akhir KMI yang Menginspirasi

0

Dinginnya pagi rupanya tak pernah berhasil mengalahkan semarak areal Pondok Modern Darussalam Gontor. Faktanya, Jumat 28 Jumada Tasniyah 1439 H/ 16 Maret 2018 barisan generasi surgawi dengan baju hijau yang menginspirasi itu sudah siap dengan segala pernak pernik untuk berapresiasi dalam Perfotoan Siswi Akhir KMI 2018 yang diadakan bersama-sama dengan Gontor Putri Kampus 1 di depan Auditorium Gontor Putri Kampus 1.

Acara diadakan dengan sambutan oleh Bapak Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Al-Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal. Setelah sambutan usai, akhirnya siswi akhir KMI Gontor Putri Kampus 2 dapat kembali ke pondok dan langsung melanjutkan perfotoan angkatan di depan Gerbang Gontor Putri Kampus 2.

Keceriaan tampak merekah. Berapa tidak, perfotoan yang sudah diangan-angankan selama kurang lebih 6 tahun kini benar-benar dapat terealisasikan. Ditemani dengan drone yang mengupas tuntas pendokumentasian kegiatan tersebut, akhirnya generasi menginspirasi Inspiring Generation kini benar-benar resmi terdokumentasikan sebagai Siswi Akhir KMI 2018. Keceriaan itu bahkan dapat dilihat sejak semalam sebelum perfotoan dimulai—di saat para nihaiy bekerja sama membawa belasan meja dan bangku untuk menunjang perfotoan yang akan dihadapi.

Siswi Akhir KMI dengan puzzle lambang angkatan
Siswi Akhir KMI dengan puzzle lambang angkatan

Inovasi pun dapat dilihat dari apa-apa yang dipersiapkan oleh angkatan ini. Hal-hal baru seperi puzzle lambang angkatan berukuran 2,5 meter turut disajikan dalam perfotoan angkatan. Para anggota pun turut berinisiatif untuk membentuk mesquerede dari table chest yang disatukan membentuk angka 605 yang taik lain adalah inisial angkatan kelas 6 2018 sebagai generasi ke 5 Gontor Putri Kampus 2.

Ada untuk menginspirasi segala sesuatu disekitarnya. Begitu sekiranya harapan Bapak Pimpinan dalam pemberian nama angkatan ini. Sehingga apa-apa yang nantinya muncul dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang hadir di Darussalam. Pun kegiatan ini dapat menginspirasi seluruh santriwati untuk terus menggiatkan etosnya dalam belajar, sehingga suatu saat nanti apa yang dilihat dan diangan ketika melihat perfotoan kelas 6 sebagai siswi akhir KMI dapat benar-benar diraih suatu saat nanti.

Mengukur Pemahaman Santriwati Terhadap Pelajaran Dengan Ulangan Umum

0

Mantingan[29/1/18], ulangan umum telah berjalan selama tiga hari terhitung mulai hari Sabtu[27/1/18]. Bel panjang tanda santriwati harus rela melepaskan buku yang ada ditangannya dan segera menuju tempat duduknya tanda siap mengikuti ulang umum pada hari itu. Ketegangan tampak diraut muka peserta ujian ketika kertas jawaban mulai dibagikan. Mata pena mulai terlihat menari diatas kertas jawaban yang telah disiapkan oleh panitia. Santriwati menjawab satu persatu jawaban dengan penuh kehati-hatian. Para pengawas ujian berkeliling mengawasg  jalanya ujian agar tidak terjadi kecurangan dalam ujian.

Santriwati Mengikuti Ulangan Umum
Suasana Ulangan Umum Akhir Tahun

Ulangan umum di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 2 kali ini dikuti oleh santriwati dari kelas 1 samapai kelas 5 KMI yang berjumlah 1066 santriwati. Adapun pelajaran yang diujikan berjumlah 15 mata pelajaran yang berbeda di setiap kelas. Ulangan umum berjalan selama 5 hari dan setiap harinya santriwati mengahadapi tiga lembar soal yang berbeda sesuai dengan jadwalnya.

Ulangan umum ini diadakan tidak lain untuk menguji dan mengukur pemahaman santriwati terhadap mata pelajaran yang telah diberikan kurang lebih selama dua bulan masa belajar mengajar. Hasil dari ulangan umum ini juga dapat dijadikan tolak ukur santriwati bagaimana mengatur  strategi terbaik dalam belajar sehingga dapat melalui ujian akhir semester dengan hasil yang terbaik.

Usai bel berbunyi tanda berakhirnya waktu untuk menjawab soal, santriwati segera menyerahkan kertas jawaban dan akan dikoreksi oleh ustadzah agar dapat diketahui hasilnya dengan segera. Beberapa santriwati terlihat bahagia setelah mengetahui nilainya. Namun ada juga yang terlihat murung karena nilai yang dia dapatkan tidak sesuai dengan harapannya. Kesungguhan dalam mengikuti ulangan umum pasti akan membuahkan hasil yang manis begitu juga sebaliknya. Khoir-

Ulangan Umum Pelajaran ke-7, Titik Tolak Ukur Paham Santri

0

Granada-Tak ada mata yang memandang kecuali pada buku yang dipahami, semua tenggelam dalam suasana konsentrasi penuh tanpa terkecuali. Di mulai sejak Sabtu(13/3)sampai selesainya pada hari Rabu(17/3), Ulangan Umum Pelajaran ke-7 menjadi satu agenda wajib Pondok Modern Darussalam Gontor yang punya maksud untuk memberi gambaran pada santriwati akan Ujian Akhir Tahun. Agar setiap santri mampu bersiap-siap sesuai kemampuan mereka agar tidak mengulang apa yang tidak seharusnya di ulang pada tahun depan.

suasana ulangan tulis yang tenag
suasana ulangan tulis yang tenang
suasana belajar santri sebelum masuk ruang ujian
suasana belajar santri sebelum masuk ruang ujian

Antusias, dari kelas satu sampai kelas lima harus siap untuk mengikuti, tak ada alasan. Ulangan dilaksanakan pada siang menjelang sore dari jam 13.55- 14.45 untuk santri kelas 1 sampai kelas 4. Untuk ulangan kelas 5 diadakan pada malam hari, karena mereka mendapat piket pondok pada siang hari. Pengawas ulangan pelajaran sore terdiri dari dua orang ustadzah dan dua orang dari santri kelas 5. Ulangan Umum pelajaran ke-7 bertempat di gedung Kairo, Granada, Mekkah, dan Madinah. Adapun materi yang di ujikan adalah tamrinat, nahwu, sosiologi, stories for you, geografi, dan muthala’ah.

kelas lima mengerjakan ulangan pelajaran sore, malam hari
kelas lima mengerjakan ulangan pelajaran sore, malam hari

Proses pembelajaran tidak benarnya hanya untuk mengerjakan soal ujian, karena benarnya menjadikan ujian sebagai satu proses pembelajaran. Seperti apa yang selalu dikatakan oleh bapak pimpinan bahwa, “Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian”.Ketika seseorang belajar untuk ujian, keluar dari ruang ujian semua apa yang dipelajari akan hilang terbawa waktu. Dan ketika belajar adalah belajar apa dengan sebenar-benarnya, maka dia bisa menjadi ilmu yang bermanfaat pada diri sendiri awalnya dan lebih baik jika apa yang pelajaran direalisasikan dalam kehidupan agar dapat memberi pengaruh untuk lingkungan dan menjadi amal jariyah.amin

-hieb