Home Blog Page 536

Oase Gontor 2005

0

Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor telah banyak menghasilkan tokoh-tokoh masyarakat, pejuang-pejuang di masyarakat, guru, dosen, wiraswasta, politikus yang berhasil di masyarakat, baik tingkatan desa, kabupaten, provinsi atau nasional. Semua ini menunjukkan kebenaran sistem pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor yang telah ditempa dan teruji dalam segala keadaan dan perbuatan. Secara politis, ekonomi dan sosial serta budaya.

Namun, semuanya ini tidak tergantung pada sistem, sarana ataupun dana. Semuanya ini tergantung pada para pendidik, para pemimpin yang eksis dengan ruh… ruhu-l-ma’had. Serta kepada para santri yang mampu menyerap sentuhan-sentuhan nilai dan jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor.

Untuk itu, berbahagialah anak-anakku yang dapat menyerap, mengambil, menimba, menghayati totalitas kehidupan pondok sebagai bekal di masyarakat kelak. Maka bekerjalah, berpikirlah dan berbuatlah apa yang bisa kalian kerjakan semaksimal mungkin untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu dan agamamu. Insya Allah…. Allah akan melihat, mendengar dan mengetahui. Allahu akbar… Allahu akbar!

Bapakmu yang selalu mendoakanmu,


Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.


Badan Wakaf dan Pimpinan Pondok Resmikan Auditorium GP 3

0

KARANGBANYU — Akhirnya, aula pertemuan yang telah lama didamba-dambakan seluruh santriwati  Pondok Modern Darussalam Gontor Putri (GP) 3 diresmikan Badan Wakaf (BW) dan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ahad (16/5) lalu. KH. Kafrawi Ridwan, MA mewakili seluruh anggota BW bersama ketiga Pimpinan Pondok, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA, KH. Hasan Abdullah Sahal dan KH. Syamsul Hadi Abdan, S.Ag. menandatangani prasasti sebagai wujud diresmikannya aula yang berlokasi di Pondok Modern Darussalam GP 3 tersebut, tepat di depan Masjid Khodijah.

Acara peresmian yang berlangsung di dalam gedung dengan luasmencapai 2110 m2tersebut turut dihadiri Muhammad Maftuh Basyuni, S.H., mantan Menteri Agama RI pada Kabinet Indonesia Bersatu I, bersama adiknya, Muhammad Muzammil Basyuni yang kini menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Republik Arab Suriah. Keduanya juga merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pembangunan Auditorium memakan waktu selama setengah tahun, tepatnya enam bulan tiga hari. Pembangunan dimulai tepat pada 11 November 2009 silam dan selesai pada 13 Mei 2010 lalu. Dengan rampungnya pembangunan gedung pertemuan ini tentu saja menjadi sebuah kesyukuran bersama seluruh penghuni Pondok Modern Darussalam GP 3. Pasalnya, Auditorium ini memiliki fungsi ganda selain tempat strategis bagi perkumpulan-perkumpulan tertentu, juga sebagai pusat seluruh kegiatan di Pondok Modern Darussalam GP 3.

Aula ini dibangun dengan konstruksi baja, atap seng galvalum dengan monitor di atas untuk menambah sirkulasi udara, berlantaikan cor rabat dan acian untuk bagian dalam. Sedangkan untuk bagian luar dan panggung menggunakan keramik. Pondasi terbuat dari batu gebal berukuran 0,30 x 0,80 x 0.5 m dan sloof dinding ukuran 15 x 30 cm, kuda-kudanya terbuat dari besi baja (Wf 300x150x12 m, Wf 150x75x12 m, CNP 125x50x2.3×6, CNP 100x50x2x6, CNP 123x45x8x2.2, CNP 196x72x18x2). Adapun kusen pintu, jendela dan daun pintu terbuat dari kayu jati. sedangkan lantai ruangan yang dilapisi dengan acian terdiri dari berbagai macam warna yang berkualitas dengan nuansa cat putih dengan warna green untuk di dalam ruangan dan nuansa cat dengan kombinasi warna yang didominasi warna orange dan biru untuk lapisan bagian luar aula. Seluruh material tersebut tersebar di seluruh bagian aula yang bentuknya hampir menyerupai Auditorium Pondok Modern Darussalam GP 1.

Gedung berkapasitas daya listrik sebesar 20.000 W ini terdiri dari enam bagian dengan dilengkapi beberapa fasilitas tambahan. Keenam bagian tersebut meliputi bangunan utama dengan luas 1.620 m2, teras kiri dan kanan seluas 432 m2, kanovi seluas 50 m2, kamar mandi dua ruangan berukuran 8 m2, panggung dengan luas 240 m2 dan ruang bawah panggung seluas 240 m2. Sedangkan fasilitas tambahan yang ada mencakup pompa jet pump, sound system dengan 10 speaker colum, 4 set sub wover, 1 unit mixer Yamaha, 1 unit power, 1 unit amplifier toa 1200 volt, 1 box power dan mixer, ditambah listrik yang digunakan untuk kebutuhan lampu dalam sebanyak 128 buah, lampu teras samping sebanyak 20 buah, lampu sorot panggung berdaya 1.000 W sebanyak 4 buah, lampu sorot panggung berdaya 500 W berjumlah 10 buah dan lampu sorot jenis HPIT 400 W berjumlah 5 buah. Selain itu, Auditorium yang menelan dana kurang lebih sebesar Rp 2 milyar ini juga dilengkapi tiga buah alat penangkal petir.

Proyek pembangunan Auditorium ini di bawah pengawasan Pengasuh Pondok Modern Darussalam GP 3, Al-Ustadz H. Muhammad Hudaya, Lc. M.Ag. dengan diketuai Al-Ustadz Muhammad Sabar, S.Ag. Pengerjaannya melibatkan para pekerja dari masyarakat daerah sekitar meliputi Karangbanyu, Jatisari, Wonokerto, Ngampon, Mbedeg, Widodaren dan Walikukun yang di koordinir oleh Bapak Galang dari Dusun Gendingan.

Demikianlah, pembangunan Auditorium di Pondok Modern Darussalam GP 3 ini sesuai dengan kebutuhan yang ada sebagai perwujudan dari pelaksanaan Panca Jangka Pondok Modern Darussalam Gontor. Panca Jangka sendiri meliputi Pendidikan dan Pengajaran, Kaderisasi, Pergedungan, Khizanatullah dan Kesejahteraan Keluarga Pondok. Kelimanya merupakan program nyata Pondok Modern Darussalam Gontor dalam dinamisasi pendidikan. Betapapun pondok telah memiliki sekian banyak gedung dan fasilitas lain, namun jika ditinjau dari kebutuhan yang nampak pada saat ini dan yang akan datang, penambahan sarana penunjang yang memadai masih terus diperlukan guna memenuhi kelangsungan pendidikan dan pengajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas santri dan santriwati sebagai sumber daya manusia potensial di masa modern ini.

           

                       











Oase Gontor 2003

0

Putra-putraku…. Dalam menjalani hidup, jangan lupa menulis sejarah hidupmu dengan yang paling indah sesuai dengan hidayah Allah. Di dalam menjalani hidup dan kehidupan, Ananda pasti menghadapi problem yang kadang-kadang terasa sangat berat. Problem perjuangan tidak akan selesai hanya dengan disusahkan, tetapi harus dipikirkan dan dengan taqarrub kepada Allah serta selalu mohon hidayah dan taufik-Nya.

Ingatlah selalu bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Anakku pasti akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT.

Kembangkanlah modal dasar pengabdian dan perjuangan yang telah Ananda peroleh dari almamatermu. Selamat jalan, wahai calon pemimpin umat! Semoga Allah selalu menyertaimu. Amin.

Putri-putriku…. Dalam menjalani hidup, Ananda pasti menghadapi banyak problematika kehidupan yang kadang-kadang terasa sangatlah berat. Namun, Ananda janganlah sampai putus asa karena putus asa adalah penyakit yang menggagalkan perjuangan, harapan dan cita-cita. Problem tidak akan selesai hanya dengan disusahkan, tetapi harus dipikirkan dan dengan taqarrub kepada Allah serta selalu mohon hidayah dan taufik-Nya.

Ananda yang saya sayangi, kembangkanlah modal dasar pengabdian dan perjuangan yang telah Ananda peroleh dari almamater Anda. Selamat jalan, wahai al-mar’ah al-shalihah! Semoga Allah selalu menyertaimu. Amin.

Rabu, 10 September 2003


KH. Drs. Imam Badri


Mugus 15089 Matangkan Pogram Kepramukaan di Gontor

1

Musyawarah Gugusdepan pramuka Pondok Pesantren Modern GontorDARUSSALAM — Koordinator Gerakan Pramuka Gugus Depan (Gudep) 15089 Pondok Modern Darussalam Gontor melaksanakan Musyawarah Gugus Depan (Mugus) untuk anggota Ambalan Khusus (Amsus), Jum’at (28/5) kemarin. Amsus tahun ini beranggotakan 894 siswa yang terdiri dari kelas 3 Intensif dan 4 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI). Mugus merupakan acara tahunan pramuka penegak di Gontor yang bertujuan membahas berbagai kebijakan yang berlaku untuk Gudep. Di samping itu, Mugus juga sangat diperlukan untuk menentukan program-program kepramukaan setahun mendatang.

Acara yang berlangsung sehari penuh ini dibuka Al-Ustadz H. Syamsul Hadi Untung, mewakili Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) turut hadir mengawasi jalannya Mugus yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) tersebut. Tidak hanya mengawasi, mereka juga mengikuti proses sidang dari pagi hingga sore. Setiap Gudep dibimbing dua orang ustadz dari Mabigus. Hasil keputusan dimusyawarahkan melalui Sidang Pleno, Sidang Komisi dan Sidang Paripurna. Hasil Mugus inilah yang akan menuntun langkah setiap Gudep dalam memajukan dan meningkatkan prestasi kepramukaan di Gontor.

Adapun jumlah Gudep di Pondok Modern Darussalam Gontor sebanyak 10 POT. Setiap POT berada di bawah pimpinan seorang Pembina Gudep (Bindep). Pada semester kedua ini, seorang Bindep diangkat dari siswa kelas 5 KMI menggantikan Bindep sebelumnya yang berasal dari siswa kelas 6. Kesepuluh Bindep tersebut adalah Haikal Hasbi (POT 1), Irtifa’an Khairi (POT 3), Riyadh Fatoni (POT 5), Ahmad Khirzul Umam (POT 7), Fathurrahman (POT 9), Ahmad Faris K (POT 11), M. Quraisy (POT 13), Taufik Aji (POT 15), Andi Wicaksono (POT 17), Ahmad Falih (POT 19).

Sementara itu, sehari sebelumnya, Kamis (27/5) lalu, para pembina utusan dari setiap Gudep mengikuti Pesta Pembina yang secara khusus diadakan Koordinator Gerakan Pramuka untuk menguji kekompakan para pembina Gudep. Kegiatan ini berupa perlombaan mencakup keterampilan semaphore, morse, Latihan Baris-berbaris (LKBB) resmi, LKBB isyarat, cerdas-cermat, pembuatan pioneering dan berbagai macam permainan lainnya menguji ketangkasan dan kekompakan. Seperti halnya perlombaan dalam Perkajum, juara umumnya akan ditentukan pada saat acara penutupan latihan kepramukaan nanti, Kamis (10/6) bulan depan.


    


La Tansa Tailor Gelar Fashion Exhibition 2010

0

MANTINGAN — La Tansa Tailor berinisiatif menggelar La Tansa Fashion Exhibition 2010, Jum’at (23/4) di Auditorium Gontor Putri 1. Dalam acara yang digelar dua tahun sekali ini, La Tansa Tailor menampilkan koleksi baju-baju muslimah yang sederhana namun nampak sangat indah dengan beragam warna. Sesuai tema yang diusung panitia, “The Beauty of Islamic Intuition”, diharapkan para santriwati dapat mengambil inspirasi dari baju muslimah yang sederhana dan tidak melanggar syariat. Sehingga, mereka berani tampil dengan percaya diri walaupun mengenakan busana muslimah sederhana.

Acara ini melibatkan 108 santriwati yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 4 ditambah 10 putra-putriguru Kulliyatu-l-Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI). Layaknya seorang model, mereka berjalan di atas panggung menampilkan busana muslimah karya La Tansa Tailor. Busana muslimah pertama yang diperagakan adalah Busana Kasual sebanyak 45 buah,lalu Busana Kerja sebanyak 12 buah, Busana Pesta 35 buah, Mukena 8 buahdan Busana Pengantin Muslimah yang ditampilkan secara khusus di penghujung acara. Walaupun tidak mempunyai pengalaman sebagai model, para santriwati yang tampil nampak tidak canggung. Secara alami, mereka tampil sebagai seorang wanita muslimah yang diajarkan berjalan anggun dan sopan.


Hargailah Waktu!

0

Santri Gontor terdidik memiliki etos kerja yang prima. Hal ini sejalan dengan padatnya aktivitas yang terdapat di pondok ini. Namun, setiap santri dituntut untuk mampu mengatur waktu dengan sebaik mungkin sehingga ia tidak lalai dalam melakukan setiap kegiatan yang ada. Begitulah, benarlah adanya bahwa al-ma’hadu laa yanaamu abadan. Dari pagi hingga sore sampai malam, tidak seorang pun yang tidak terlibat dalam rutinitas pondok. Semuanya terlibat.

Demikianlah, pondok senantiasa bergerak, maju dan dinamis. Setiap santri menikmati aktivitasnya masing-masing. Mereka diberi kebebasan sepenuhnya untuk mengembangkan bakat dan potensi terpendam mereka miliki di Gontor. Istilahnya, segalanya diperbolehkan di Gontor kecuali yang dilarang. Inilah yang memacu setiap santri untuk berkreasi dan berprestasi di bidangnya masing-masing. Kebijakan ini pula yang menjadikan santri-santri Gontor betah belajar di pondok yang sudah berumur hampir satu abad ini.

Gontor mengajarkan santrinya untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, mereka niscaya akan kehilangan banyak waktu dan kesempatan. Tanziimul ‘amali yuwaffiru nishfal wakti, mengatur kegiatan yang ada dengan sebaik mungkin merupakan cara efektif untuk menghemat waktu dan memanfaatkan kesempatan. Memang, dengan banyaknya kegiatan, siapapun di Gontor harus memaksa diri untuk mengatur waktunya. Jika tidak, berlakulah kata pepatah yang menyatakan, waktu itu ibarat sebilah pedang tajam, apabila kita tidak pandai menggunakannya, maka pedang itu pasti melukai kita.

Gontor Putri 1 Gelar Amaliyah Tadris Perdana

0

MANTINGAN — Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 menggelar Amaliyah Tadris perdana, Selasa (11/5) lalu. Amaliyah Tadris merupakan salah satu bentuk ujian akhir siswa kelas 6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Gontor dengan praktek mengajar terbimbing dan dievaluasi siswa kelas 6 lainnya. Oleh karena itu, seorang siswa kelas 6 yang akan melaksanakan Amaliyah Tadris haruslah mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam mengajar. Siswa kelas 6 yang tidak mengikuti dan melaksanakan Amaliyah Tadris tidak berhak mendapatkan predikat lulus dari KMI karena inilah salah satu inti pendidikan di Gontor. Alumni Gontor harus mampu mengajar di manapun mereka berada.

Amaliyah Tadris perdana yang dilaksanakan tiga siswi kelas 6 ini diikuti seluruh siswi kelas 6 KMI dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 dan 5. Jumlahnya mencapai 472 siswi dengan 433 siswi dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 yang terletak di Sambirejo, Mantingan, Ngawi dan 39 siswi dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 5 yang datang dari Bobosan, Kandangan, Kediri. Seluruh siswi kelas 6 yang ada terbagi dalam tiga kelompok besar untuk menempati tiga tempat pelaksanaan Amaliyah Tadris perdana.

Sementara itu, ketiga siswi yang terpilih sebagai pengajar pada Amaliyah Perdana kali ini adalah Andi Nur Farah Diba (6-C) dari Kendari, Azka Anisa (6-B) dari Padang dan Labibah (6-B) dari Sidoarjo. Masing-masing berturut-turut melaksanakan Amaliyah Tadris di Auditorium Gontor Putri 1, Aula Kuwait dan Aula Kairo. Pada saat mengajar, mereka diperhatikan seluruh siswi kelas 6 lainnya di tempat masing-masing yang siap memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan Amaliyah Tadris pada waktu itu. Maka setelah praktek mengajar selesai, Amaliyah Tadris dilanjutkan dengan Darsu Naqd, yaitu pelajaran mengevaluasi dari proses mengajar yang berlangsung. Dari sinilah nampak bahwasanya Gontor memandang proses evaluasi sangatlah dibutuhkan untuk perkembangan mengajar dan peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di Gontor sehingga menjadi lebih baik.

Diharapkan, Amaliyah Tadris yang dilaksanakan pada tahun terakhir belajar para santriwati ini dapat membekali mereka untuk mampu mengajar ketika terjun di masyarakat kelak. Maka, mengajar adalah wujud pengamalan ilmu yang telah mereka dapatkan selama belajar di Gontor.

Exact Club Rakit Penerima Sinyal Radio

0

DARUSSALAM— Guna memperluas wawasan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Exact Club sebagai satu-satunya instansi yang mengembangkan mata pelajaran di dunia eksak telah merakit sebuah penerima sinyal radio jarak pendek.“Dari praktek tersebut, kami tidak hanya merakit radio saja. Kami juga menggunakan Oskiloskop untuk mendeteksilistrik atau tegangan yang baik bagi radio juga gelombang sinyal yang tepat,” tutur Zaini, salah satu staf Laboratorium Eksak, kepada Gontor Online, Selasa (25/5) lalu.

Perakitan alat tersebut di atas hanyalah sebagaipraktek bagi santri agar mampu mengenal lebih lanjutisi, manfaat dan kegunaan radio sebelum mendalami perakitan hingga ke inti komponen-komponen tersebut.Ketika ditanya terkait bahan-bahan yang digunakan untuk merakit alat sederhana ini, Zaini menjawab, mereka tidak perlu membelibahan-bahan dari luar karena sudah tersedia di Laboratorium Eksak. Zaini juga menambahkan, cara merakit alat penerima sinyal ini mereka pelajari daribuku-buku elektronik yang tersedia. Ternyata, mereka mampu di bawah bimbingan ustadz pembimbing Exact Club.

“Alat penerima sinyal radio ini hanya dirancang untuk menangkap sinyal jarak pendeksaja, bukan siaran TM karena sekedar pengetahuan lebih dalam bagi para santri PMDG. Radio ini bersumber dari listrik ynag kemudian disaring oleh komponen- komponen tertentu, sehingga menerima sinyal dari antena dan memunculkan suara,” jelas santri asal Pasuruan itu.

Mengenai rencanakedepan, Exact Club akan merancang radio dengan komponen-komponen kecil dan langsung jadi radio siap pakai.Radio tersebut nantinya akan dilengkapi alat tertentu yang sedikit lebih rumit. Sehingga, dapat menangkap sinyal  radio dari luar negeri seperti Australia dan negara-negara lainnya. Selain merancang sinyal penerima radio, Exact Club juga mempunyai proyek lain berupa budi daya jamur tiram yang ditanam di sekitar laboratorium.Dengan adanya kegiatan ini, Exact Club berupaya menerapkan ilmu eksak yang mereka pelajari untuk kehidupan sehari-hari.



Pondok Bukan Tempat Rehabilitasi

1

Santri Pondok Pesantren Modern Gontor shalat jama'ah di masjid jami'Pondok bukanlah tempat rehabilitasi.  Hal ini sering disampaikan dalam Pekan Perkenalan atau Khutbatu-l-Arsy. Bahwa pondok bukanlah tempat perbaikan akhlak, bukan bengkel.

Santri yang datang adalah para pencari ilmu, yang datang untuk meminta ilmu kepada kyai. Bukan bekas kriminal, orang-orang buangan masyarakat.

Bagaimanapun pondok mendidik, tergantung pada santri yang masuk. Segala yang dididik oleh pondok mengarah kepada kebaikan dan perbaikan. Kalaulah pada awalnya sudah baik, maka hasilnya tentunya baik. Sebaliknya, pada awalnya kurang baik, bisa jadi baik, atau malah lebih buruk dari awalnya.

Maka hendaknya niat yang benar, perlu ditanamkan di hati tiap-tiap santri yang akan masuk pondok. Ibadah Thalabu-l-ilmi, itulah yang seharusnya menjadi tujuan para santri.

Senin, 4 Jumada Tsaniyah 1431

24/7

0

Pendidikan di Gontor adalah pendidikan 24/7, 24 jam sehari dalam 7 hari sepekan.

Semenjak santri terbangun di gelapnya subuh hingga larut malam, ia belajar mengenai pendidikan. Ia belajar mengenai kehidupan, ia melihat, mendengar, merasakan kurikulum kehidupan di pondok.

Santri belajar bagaimana keikhlasan, bagaimana ikhlas itu diamalkan, tidak hanya dibicarakan semata. Ia dengan ikhlas belajar, beraktivitas, berolahraga, berpramuka, bergaul, kesemuanya ia jalani. Dalam 24 jam selama sepekan, selama setahun, dua tahun, hingga akhirnya ia lulus sebagai seorang alumni.

Ahad, 3 Jumada Tsaniyah 1431