GONTOR – Pagelaran Seni Panggung Gembira (PG) 6100 memeriahkan malam di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) pada Ahad (18/5). Acara ini menjadi momen tak terlupakan bagi seluruh hadirin, khususnya bagi Siswa Akhir KMI 2026, Brilliant Generation. Tidak sekadar hiburan, pergelaran ini juga menjadi ungkapan rasa syukur atas kenaikan mereka ke jenjang kelas 6 KMI.

Pimpinan Pondok, KH. Hasan Abdullah Sahal, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan semata pertunjukan, melainkan sarana pendidikan yang telah menjadi bagian dari tradisi pondok sejak awal berdirinya.
“(acara) Ini adalah proses mendidik umat sejak awal berdirinya pondok,” ujar beliau dalam sambutannya saat membuka perhelatan tersebut secara resmi.

Sepanjang acara, penonton disuguhi nuansa elegan dan modern. Latar belakang panggung yang mengangkat tema empat sintesa pondok — Al-Azhar, Santiniketan, Syanggit, dan Aligarh — menghadirkan kesan retro yang dipadukan dengan sentuhan futuristik.
Beragam penampilan menarik turut mengisi pergelaran yang bertepatan dengan usia 100 tahun pondok ini. Mulai dari drama Ibn Al-Haytham, pementasan Wayang Leksmana, berbagai tarian daerah, hingga pembacaan puisi yang menyuarakan dukungan untuk kemerdekaan Palestina.

Panitia pelaksana berupaya semaksimal mungkin menyuguhkan perhelatan yang bersifat edukatif (educate), menghibur (entertain), elegan (elegant), dan menyenangkan (enjoyable). Hasil kerja keras mereka pun mendapat apresiasi tinggi dari dewan juri, bahkan Pimpinan Pondok memberikan nilai “12” sebagai bukti .
Menyongsong satu abad usia pondok, diharapkan Panggung Gembira kali ini dapat menjadi sarana pembentukan pribadi santri dan masyarakat yang berakhlak mulia dan bernilai. Sebagaimana moto acara tersebut; “Gontor Membina Umat, Membangun Bangsa Bermartabat.”

(Berita : Ghazi, Foto : Arsy, Fathur, Kurnia, Mufti, Arya, Abhiraj, Reviewer : Winka, Alif)
Related Articles :
Panggung Gembira: Bagian dari Kurikulum Gontor
Panggung Gembira; Kreatif, Inovatif, Spektakuler!