Pondok Modern Darussalam Gontor menerapkan sistem kaderisasi dalam kepemimpinan, maka di Gontor semua santriwati harus merasakan menjadi pemimpin, dari sinilah memaksakan adanya pergantian kepengurusan setiap tahunnya, dan untuk mengimplementasikan falsafah Gontor yang berbunyi “patah tumbuh hilang berganti, belum patah sudah tumbuh, belum hilang sudah berganti”. maka dari itulah diadakan pemilihan utusan konsulat yang diadakan pada hari Sabtu 13/1.
Acara ini diawali dengan pengarahan oleh Bapak Wakil Pengsuh Pondok Modern Darussalam Gontor Putri kampus 2, Al-Ustadz Umar Sa’id Wijaya, S.Ag di Balai pertemuan Gontor putri kampus 2, Kemudian para santri berkumpul dengan konsulatnya masing – masing di tempat yang telah ditentukan oleh staf pengasuhan santri. Setiap santriwati memilih 2 calon kandidat dari kelas 5 disetiap konsulatnya. Kemudian setiap konsulat mengirim utusannya yang telah terpilih untuk maju menjadi kandidat ketua OPPM, dan maju ke tahap selanjutnya kemudian terpilihlah 5 besar kandidat calon ketua. selanjutnya dari kelima orang tersebut akan dipilih langsung oleh para asatidz dan ustadah untuk menjadi ketua OPPM.
“Berlatih memilih pemimpin yang baik ,dilatih dan dididik untuk menjadi anggota yang baik, anggota yang baik adalah memilih pemimpin yang baik, kalau salah memilih pemimpin tahun ini maka akan goncang organisasi tahun ini, salah memilih pemimpin atau salah memimpin tahun ini maka akan rugi, maka pilihlah yang terbaik”. Tutur Al-Ustadz Umar Sa’id Wijaya, S.Ag dalam Pengarahannya. Pondok Modern Gontor mempunyai sistem Demokrasi terpimpin maka setiap santri diwajibkan untuk memilih wakilnya untuk maju menjadi utusan konsulat. Dari sinilah Gontor mengajari para santrinya untuk memilih pemimpin yang baik dan menjadi pemimpin yang baik, “mau dipimpin dan siap memimpin”.virni