DARUSSALAM–Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang tetap bertahan bahkan semakin berjaya di usianya yang menginjak 90 tahun ini merupakan buah dari usaha jerih payah Trimurti Gontor yaitu K.H Ahmad Sahal, K.H Zainuddin Fananie, serta K.H Imam Zarkasyi.
Oleh karena itu, guna mengenang pekerjaan berat Trimurti dan perjuangan mereka mempertahankan serta menyelamatkan pondok dari Partai Komunis Indonesia (PKI) kisaran tahun 1948 lalu, pondok menyelenggarakan kegiatan Napak Tilas Perjalanan Trimurti. ”Kegiatan Napak Tilas menyusuri rute-rute yang dilalui Trimurti ketika dikejar PKI dahulu,” ungkap Al-Ustadz Muhammad Mustofa, pembimbing kegiatan yang termasuk dalam divisi Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) dalam rentetan Peringatan Kesyukuran 90 Tahun Gontor.
Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang, yang terdiri dari 100 orang guru KMI dan alumni dan 50 orang dari siswa kelas 5 dan 6 KMI. Peserta Napak Tilas diberangkatkan dari pondok pada hari Rabu, (7/9) lalu oleh Bapak Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul Hadi Abdan.
”Tahun 1948 PKI ingin menggempur. waktu itu di gontor hanya saya. Ketaatan seorang istri kepada suaminya. Kamu di sini saja bagaimana pun disini saja kata pak sahal kepada ibu saya, waktu itu saya masih berumur satu tahun. Santri santri pergi karena akan diserang PKI.” terang K.H. Hasan, dalam sambutannya saat pelepasan.
Setelah memberikan sambutannya beliau memimpin doa agar perjalanan Napak Tilas Perjalanan Trimurti berjalan tanpa hambatan. Sekitar 6 kendaraan disediakan, 2 mobil Elf untuk para asatidz senior, 2 truk terbuka untuk para asatidz, 1 truk untuk santri kelas 5, 1 truk untuk santri kelas 6, sekaligus 1 ambulan untuk antisipasi.
Pukul 6:15 mobil diberangkatkan menuju bendungan bundo. Sampai di bendungan bundo pukul 6:45. Sebelum perjalanan dimulai peserta menyantap sarapan yang telah disediakan panitia. Pukul 7 tepat perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Terdapat 7 pos melewati desa Centong, Gunung tukul. Tujuan akhir kegiatan tersebut adalah di desa Buyur, Sooko, sekitar kaki gunung Bayang Kaki Kota Ponorogo, perjalalan berakhir di sana karena dahulu Trimurti tertangkap oleh PKI di desa tersebut
Setelah 5 jam perjalanan, akhirnya rombongan Napak Tilas Trimurti sampai di pos ke-7 desa Buyut, pada pukul 11 siang. dan beristirahat serta Shalat Dzuhur di salah satu pemukiman warga yang merupakan tempat singgah trimurti saat dicari oleh PKI. Rombongan disambut ramah oleh ahlul bait, disajikan hidangan ringan hingga berat guna mengembalikan lagi tenaga. Sembari beristirahat rombongan diceritakan sejarah perjalanan trimurti.
Jalan yang ditempuh untuk perjalanan pulang lebih dekat dengan sebelumnya. Pukul 4 sore rombongan sampai kembali di Pondok. Selama perjalanan dari awal hingga akhir tidak ada yang mengalami cedera apapun.
“Perlu sebuah perjuangan dan pengorbanan tinggi untuk mempertahankan pondok, bondo bahu Trimurti ditahan bertaruh nyawa, sempat mau dibunuh, demi pondok nyawa mereka pertaruhkan, nilai-nilai itu perlu diteladani para santri,” pesan Al-Ustadz Muhammad Mustofa, selaku koordinator kegiatan ini. ikami86