Banyak santri yang beranggapan bahwa waktu serasa berjalan begitu cepat di Gontor. Sampai-sampai, mereka pun tidak merasa bahwa telah lama tinggal di pondok yang terus bergerak seiring pergerakan waktu itu sendiri. Seorang santri yang kini duduk di kelas 6 KMI tidak percaya kalau dirinya telah belajar selama enam tahun.
Cepat sekali, pikirnya. Ada pula yang tidak percaya bahwa ternyata kini ia telah menjadi alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Padahal, sewaktu pertama kali duduk di kelas 1 KMI, ia benar-benar tidak betah dan sungguh ingin pulang. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.
Mereka mencoba melakukan saran ustadz yang bijak, “Jika merasa tidak betah, cobalah untuk bertahan di Gontor selama seminggu. Jika masih tidak betah, cobalah sebulan. Jika masih tidak betah juga, cobalah untuk terus bertahan selama setahun. Kalau belum betah, cobalah dua tahun dan seterusnya hingga menjadi alumni. Kalau masih belum betah setelah menjadi alumni, barulah kamu boleh pulang.” Kedengarannya memang seperti lelucon, tapi inilah yang terjadi.
Berbagai aktivitas yang menjadi roda dinamika di Gontor membuat para santri melupakan ketidakbetahannya. Ia pun mulai merasa nyaman dengan segala kegiatan yang tiada hentinya dari pagi hingga malam. Apalagi di antara kegiatan yang ada sesuai dengan hasrat dan keinginannya. Lupalah ia, kalau tadi ingin pulang. Ternyata, ia menemukan sesuatu yang baru di Gontor, suatu hal yang dicari-carinya selama ini dan tidak ditemukan di sekolah-sekolah lain. shah wa