Pimpinan Pondok Modern Gontor kembali membuka cabang baru di daerah Riau. Yakni, Gontor Putri Kampus 7. Pembangunan Pondok ini di mulai pada tanggal 03 April 2012 dengan melibatkan pekerja sebanyak 92 orang. Mereka didatangkan dari berbagai daerah di sekitar Riau, Lampung dan Jawa. Pondok ini, berlokasi di Jl. Pekanbaru-Bangkinang Km.21 Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Rabu, 15 Februari 2012 peletakan batu pertama, di atas tanah seluas 10 hektar sekaligus penyerahan tanah wakaf dari Ibu Hj. Ida Mursyidah Rustam secara resmi kepada Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi. Acara ini dihadiri oleh Ketua beserta anggota badan wakaf PMDG, Direktur KMI K.H. Masyhudi Subari, MA., Ketua PP-IKPM Drs. K.H Muhammad Akrim Mariyat, Dipl.A.Ed., Para wakil pengasuh pondok cabang, Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal, S.E.,M.P., Wakil Ketua MPR RI, Drs. H.Lukman Hakim Saifuddin, Mantan Menteri Agama RI, H.M.Maftuh Basyuni, Ketua DPRD Riau Johar Firdaus.
Dalam sambutannya, Gubernur Riau menyatakan pembangunan Gontor Putri Kampus 7 ini sejalan dengan program K21 Riau. Dalam hal mengentaskan kebodohan dan keterbelakangan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan gontor sangat komprehensif, dan diharapkan mampu membentuk generasi muda Riau yang kelak bisa dibanggakan, serta dapat meningkatkan iman dan martabat masyarakat Riau. Dikisahkan, beliau pernah berhasrat belajar di Gontor, namun tidak sampai terlaksana, karena pendaftaran sudah terlanjur tutup. Akhirnya ia hanya bisa menuntut ilmu agama di PGA. Harapannya, “Dengan peresmian ini, sedikit banyak cita-cita saya terwujud.”
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menunjuk, Ustadz Drs.H.Muhammad Ma’ruf Chumaidi sebagai wakil pengasuh Gontor Putri Kampus 7 pada tanggal 15 Jumadal Ula 1434/ 27 April 2013. Pada tahun perdana, santriwati yang diterima 319 dengan jumlah guru 38 orang , disusul pada tahun kedua menjadi 515 santri dengan jumlah guru 68 orang dan pada tahun ketiga 653 santri dengan jumlah guru 85 orang dan pada tahun keempat berjumlah 802 santri dengan jumlah guru 117 orang, dan pada tahun kelima 812 dengan jumlah guru 119 orang, dan pada tahun keenam ini jumlah santriwati mencapai 920 dengan jumlah guru 137.