GONTOR — Selama hampir dua minggu siswa kelas 6 Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor berjibaku menghadapi Tarbiyah Amaliyah. Sebuah ujian mental dan akademis bagi segenap siswa kelas 6 KMI yang jumlahnya mencapai 679 siswa dalam bentuk praktek mengajar. Selain harus menguasai materi yang diajarkan, mereka juga dituntut untuk mempersiapkan mental, baik pada saat mengajar di dalam kelas maupun sewaktu mendapatkan evaluasi dari teman sekelompoknya. Setelah melewati hari-hari yang membekali mereka sebuah keterampilan dalam mengajar, akhirnya Tarbiyah Amaliyah berakhir dengan lancar sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Pada saat memberikan sambutan dalam acara penutupan di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM), Senin (31/5) ini, KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, menyampaikan, Tarbiyah Amaliyah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi siswa kelas 6 KMI sebelum menjadi alumni. Banyak hal yang bisa diperoleh dari proses Tarbiyah Amaliyah di samping keterampilan mengajar. Dari sinilah seorang santri belajar melatih mental dan selalu siap untuk dievaluasi atau mendapatkan kritikan dari orang lain.
Dalam Tarbiyah Amaliyah, siswa kelas 6 KMI melalui tahap-tahap pendidikan yang tidak akan pernah dirasakan siswa kelas 1-5 KMI. Berawal dari Tarbiyah Amaliyah perdana, Selasa (18/5) silam, seluruh siswa kelas 6 KMI memusatkan pikiran untuk kelancaran praktek mengajar yang mereka jalani setelah itu. Tarbiyah Amaliyah perdana yang menjadi acuan pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah selanjutnya dilaksanakan enam orang siswa kelas 6 KMI di tempat-tempat yang telah ditentukan panitia. Hasbie Felayabi (6-B) bertugas sebagai pelaksana Tarbiyah Amaliyah perdana di BPPM, Dinar Somantri Agustiansah (6-D) bertugas di Aula Rabithoh, Muhammad Prabasworo Jihwakir (6-B) di Gedung Olahraga (GOR) Pondok Modern Darussalam Gontor, Ahmad Muslih (6-C) bertugas di Gedung Rabithoh Lantai 4, Moh. Sabilar Rosyad (6-F) di Gedung Rabithoh Lantai 3 dan Haqqi Chairu Ajry (6-D) yang mendapatkan tempat di Aula Pakistan.
Pada pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tahun ini, seluruh siswa kelas 6 KMI terbagi ke dalam 46 kelompok Tarbiyah Amaliyah. Setiap kelompok beranggotakan sekitar 15 siswa dengan dua sampai tiga ustadz pembimbing pada setiap pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah. Secara bergilir, masing-masing mendapatkan jatah praktek mengajar pelajaran tertentu di kelas-kelas yang telah ditentukan panitia. Setiap harinya, panitia memanggil siswa kelas 6 KMI yang mendapatkan giliran melaksanakan Tarbiyah Amaliyah sehabis Dhuhur di Masjid Jami’. Mereka dipanggil tiga hari sebelum hari praktek dengan harapan agar setiap individu mempunyai waktu yang cukup dalam mempersiapkan diri, berkonsultasi dengan pembimbing dan latihan mengajar. Hal ini berlangsung sepanjang pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah yang dimulai pada hari Kamis (20/5) hingga menjelang penutupan, Senin (31/5) lalu.
Pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah terbagi dua. Pertama, Tarbiyah Amaliyah yang dilaksanakan satu siswa dalam tiap-tiap kelompok setiap hari yang dimulai pada hari Kamis (20/5) hingga Ahad (23/5) lalu. Kedua, Tarbiyah Amaliyah yang dilaksanakan dua siswa dalam satu kelompok setiap harinya, tepatnya dimulai sehari setelah Tarbiyah Amaliyah untuk satu siswa, Senin (24/5) lalu, yang berakhir seminggu kemudian, Ahad (30/5) kemarin.
Demi tercapainya tujuan Tarbiyah Amaliyah, maka sebelum memasuki pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tersebut diadakanlah beberapa pengarahan dari Pimpinan Pondok dan Direktur KMI. Setelah pembukaan, Kamis (13/5) silam, Pimpinan Pondok memberikan pengarahan umum terkait pelaksanaan Tarbiyah Amaliyah tersebut. Setelah itu, Direktur KMI, KH. Masyhudi Subari, M.A. berkesempatan menyampaikan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di pondok. Pada hari selanjutnya, Sabtu (15/5), beliau memberikan orientasi praktek mengajar yang dilanjutkan Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH selaku wakil Direktur KMI, menyampaikan orientasi tentang tujuan pendidikan. Sehari kemudian, Ahad (16/5), KH. Masyhudi Subari, M.A. kembali memberikan orientasi pengajaran Tarjamah dan Alquran yang dilanjutkan H. Ahmad Suharto, S.Ag. sebagai wakil Direktur KMI, menyampaikan orientasi Naqd Tadris. Setelah itu, Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH memberikan contoh Naqd Tadris dalam bahasa Arab dan Inggris. Pengarahan ini diakhiri dengan evaluasi Tarbiyah Amaliyah untuk seluruh kelas 6 KMI, Senin (17/5).