Tak terasa ujian tulis telah hampir selesai, mengakhiri satu bulan penuh ujian. Dimulai dari ujian lisan, selama sepuluh hari, diselingi beberapa hari libur, diteruskan ujian tulis, lengkap sudah ujian berjalan selama satu bulan di Gontor.
Suasana ujian tulis adalah suasana yang sakral: ujian ini bagi semuanya, setiap penghuni pondok memiliki ujiannya masing-masing.
Dimulai dari bangun pagi, yang menjadi lebih awal, karena waktu yang lebih banyak untuk belajar diperlukan, para santri memulai kegiatan. Setelah shalat subuh dan membaca Al-Qur’an, buku pelajaran kembali dipegang di tangan, ke mana pun, kapan pun.
Pukul tujuh kurang lima menit, bel berdentang serentak di seluruh penjuru Darussalam. Ujian dimulai. Tidak ada contek-mencontek, karena ujian di Gontor adalah suatu hal yang sakral. Dengan segala daya dan upaya, para santri menjawab soal ujian, sesuai kemampuan mereka. Bagi siapa yang telah mempersiapkan dirinya, tentu akan tenang menghadapi kertas soal yang mulai dibagikan para guru pengawas. Sebaliknya, yang kurang persiapannya, entah dia akan ketakutan melihat soalnya, kaget, kecewa, atau bahkan putus asa, menyesali kelalaiannya.
Ujian tulis memiliki warna tersendiri di Gontor. Warna yang muncul setiap enam bulan sekali, menciptakan miliu pendidikan khas Gontor bagi para santri.
Related Articles
Comments are closed.
Assalamu'alaikum wr.wb, ayo semangat anakku (Ardianto Kisti Werdhana dari Ungaran, Semarang, Jawa Tengah). Beban berat harus kau pikul untuk perjuangan Islam mendatang. Do'a bapak dan ibu selalu menyertaimu. Hidup GONTOR…..
Waalaikmsalam. amin, selalu berdoa, mendoakan, dan minta doa…semoga bapak dan ibu disana selalu dilindungi oleh Allah. Amin