GONTOR – Ustadz Muhammad Husein, jurnalis yang dikenal dengan kanal Youtube Muhammad Husein Gaza, bertamu ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) pada Kamis (5/9). Beliau juga membawa serta 2 orang anak Palestina bernama Ramadhan Abu Jazar dan Waleed Abu Jazar. Keduanya merupakan content creator yang aktif membuat konten-konten motivasi terkait perjuangan penduduk Palestina melawan Zionis.
Selepas shalat maghrib berjamaah di Masjid Jami’, seluruh santri PMDG menyimak beberapa nasihat dan petuah yang disampaikan mereka bertiga. Dengan ditemani beberapa asatidz, Ustadz Husein Gaza, Ramadhan, dan Waleed berbicara mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi di Palestina, khususnya Gaza, dan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai umat Islam dan generasi yang akan meneruskan perjuangan di masa mendatang.
Ramadhan menjadi pembicara pertama. Remaja itu bercerita bagaimana 140 anggota keluarganya syahid, dan bagaimana ia berkali-kali pindah tempat tinggal karena rumahnya hancur akibat serangan Israel. Perlu diketahui bahwa, keluarga Abu Jazar merupakan keluarga terpandang di kalangan pejuang-pejuang Palestina. “Banyak hak anak-anak Gaza yang direbut. Padahal mereka adalah anak-anak, mereka tidak memiliki dosa.” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa umat Islam harus mencintai satu sama lain, karena kita bagaikan satu tubuh. Ramadhan kemudian menjelaskan kalau bukan hanya Gaza yang diincar oleh Zionis Israel, melainkan seluruh negara Islam ingin dikuasai mereka. Penduduk Gaza yang berhasil dievakuasi pemerintah Qatar itu mengutuk Netanyahu dan antek-anteknya yang menyatakan Palestina sebagai pihak yang bersalah atas perang yang sedang terjadi saat ini. Padahal, mereka telah menewaskan lebih dari 40.000 jiwa rakyat Palestina, dan 15.000 diantaranya adalah anak-anak. “Peristiwa 7 Oktober adalah cara kami bertahan dari serangan Israel.” Imbuhnya.
Di hadapan ribuan santri PMDG, Ramadhan mengajak semua orang, khususnya masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan penjajah dan membebaskan Tanah Suci Al Quds. “Jangan tangisi kami, jadikan air mata kalian amarah untuk melawan musuh ini (Zionis).” Setelah bicara, Ramadhan membuat konten singkat bersama bersama para santri.
Waleed Abu Jazar ikut berpidato singkat. Ia memperkenalkan diri sebagai calon doktor di masa depan yang telah menghadapi berbagai peperangan dan telah menyaksikan kejahatan penjajah, dan bangga terlahir sebagai anak Palestina. “Nama saya Dr. Waleed Abu Jazar, umur saya 7 tahun dan saya adalah anak Palestina.” Ujarnya sembari bergurau.
Setelah Ramadhan dan Waleed undur diri, Ustadz Muhammad Husein Gaza menambahkan beberapa poin penting. Salah satunya adalah tentang kemerdekaan Palestina. Menurut beliau, bangsa Palestina adalah bangsa yang merdeka karena mereka tidak tunduk kepada siapapun. Tidak seperti berbagai negara lain yang terlihat bebas, padahal mereka berada di bawah kendali sebuah kekuatan tanpa disadari. Sehingga mereka tidak berani melakukan aksi nyata untuk melawan Israel. “Saya tinggal di Gaza selama 12 tahun. Pada awalnya, saya kira seluruh negara di dunia ini sudah merdeka selain Palestina. Tapi saya salah. Ternyata, hanya Palestina negara yang merdeka. Sedangkan kita semua terjajah.”
Ustadz Husein merupakan jurnalis yang meliput kehidupan rakyat Palestina dan perjuangan mereka mengusir Zionis, sekaligus lulusan Islamic University of Gaza, perguruan tinggi yang didirikan Syekh Ahmad Yassin, pendiri organisasi Harakatu-l-Muqawwamah al-Islamiyah (Hamas). Dalam pembicaraannya, Ustadz Husein membuka mata para santri bahwa konflik Palestina-Israel bukan sekadar masalah 2 negara. Tapi itu merupakan konflik eksistensi kekuatan Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat. Beliau berpesan kepada santri PMDG untuk mempersiapkan diri melanjutkan perjuangan membebaskan Masjid Al Aqsa. “Tongkat estafet perjuangan akan sampai di generasi kalian.”
(Berita: Ghozi; Foto: Qoid; Review: Winka Ghazi)
Related Articles:
Muslim Palestina Gelar Salat Ghaib untuk KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
Bertolak ke Jakarta, Kiai Hasan Hadiri Pertemuan di Kemlu RI Bahas Isu Palestina