KARANGBANYU – Pemberontakan yang dilakukan para simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) 57 tahun silam meninggalkan luka sembilu bagi Bangsa Indonesia. Banyak nyawa meregang dengan cara yang sangat kejam dan sadis. Para kiai, santri, dan pesantren pun tak luput dari kebengisan mereka.
Demikian pula dengan yang dialami oleh Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Ruang-ruang kelas dan berbagai properti pesantren dirusak, Al-Qur’an dan buku-buku lainnya dibakar, para santri dan kiai (Trimurti) diancam akan dibunuh.
Sejengkal lagi Trimurti Gontor akan menjadi korban kekejaman para biadab itu. Namun, pertolongan Allah datang. Pasukan ABRI Divisi Siliwangi berhasil menaklukkan daerah kekuasaan PKI di Ngawi, Madiun, dan Ponorogo.Sebagai upaya antisipasi lahirnya paham komunisme, Pengasuhan PMDG Putri Kampus 3 menggelar nobar (nonton bersama) film dokumenter peristiwa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh). Kamis (29/9) malam agenda nobar diselenggarakan di auditorium.
Dalam film tersebut tergambarkan kondisi rakyat Indonesia jelang pemberontakan dan usaha kudeta pemerintahan. Kemiskinan merajalela, banyak warga yang akhirnya tidur di teras-teras toko beralas kardus berselimut karung, harga barang-barang pokok melambung tinggi hingga sebagian besar rakyat harus makan bonggol pisang, korupsi birokrat membabi buta membuat para rakyat kecewa dan tidak lagi percaya kepada pemerintah, serta kondisi mengenaskan lainnya. Farouq