Menjadi seorang santri sangatlah berkesan. Banyak suka maupun duka yang dialami di pondok tercinta. Salah satunya adalah kerinduan kepada keluarga di rumah yang kadang-kadang terlintas di hati. Memang, tidaklah selamanya orang tua akan berkunjung ke pondok untuk menjenguk anak tersayang. Apalagi jika mereka mempunyai kesibukan yang padat. Tidak mudah meluangkan waktu untuk melihat keadaan anaknya. Apalagi jika tempat tinggal orang tua kita jauh di seberang sana. Maka, bersabar merupakan obat mujarab untuk memendam kerinduan.
Gontor memiliki ribuan santri yang datang berbondong-bondong dari berbagai penjuru Indonesia. Di antara mereka, ada yang berangkat atas kemauan sendiri dan ada juga yang datang karena terpaksa menuruti keinginan orang tua, bermacam-macam. Bahkan, ada juga yang sekedar mencoba-coba. Meskipun demikian, jika sudah berada di pondok, kerinduan akan menyelimuti siapa pun juga. Mungkin, santri Gontor yang berasal dari Pulau Jawa lebih mudah mengatasi kerinduannya karena jarak yang dekat memudahkan orang tua untuk menjenguk suatu hari. Sebaliknya, santri yang berasal dari luar Jawa tidak terlalu berharap untuk dikunjungi keluarga.
Sebenarnya, setelah mengikuti aktivitas yang beraneka ragam di Gontor, para santri akan memfokuskan pikiran pada setiap kegiatan yang diikutinya. Rasa rindu lama-kelamaan akan berkurang walaupun tidak pernah dijenguk orang tua. Untuk itu, Gontor menyajikan sejuta aktivitas menarik untuk santri-santrinya. Mereka pun menikmatinya. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak betah karena rindu kepada orang tua. Jika ada santri yang tidak betah, berarti dia tidak mengaktifkan dirinya dalam setiap aktivitas yang ada.
Maka, ustadz-ustadz sering mengatakan, seorang santri yang belajar di Gontor bukanlah untuk dijenguk orang tua. Santri Gontor merupakan generasi mandiri yang tidak manja dan cengeng. Mereka berani hidup dan tidak takut mati karena hidup adalah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan; berkorban harta, tenaga dan pikiran bahkan perasaan. Santri Gontor selalu mengingat orang tua mereka tapi tidak manja dan cengeng sehingga minta dijenguk dan diperhatikan. Mereka mengingat keduanya dengan selalu berdoa untuk mereka dan berjanji untuk pulang dengan membawa kesuksesan.