Date:

Share:

Enam Bulan Belajar, Dua Mahasiswi Turki Akhiri Program dengan Haflah

Related Articles

MANTINGAN – Setelah enam bulan masa pembelajaran bahasa Arab, dua mahasiswi Turki mengadakan acara perpisahan di aula Aisyah Gontor Putri 1 pada hari Jum’at (13/3) malam. Keduanya adalah Fatma Kızıl, mahasiswa Pascasarjana Ilahiyat Universitas Marmara Turki dan Büşra Şerbeçi alumni Universitas Istanbul Fakultas Komunikasi. Pembelajaran mereka dilakukan secara intensif sejak bulan September 2014 lalu di bawah naungan Pusat Pembelajaran Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor).

Acara yang dihadiri oleh Wakil Pengasuh Gontor Putri 1, Wakil Direktur KMI Gontor Putri 1, madamat dan dewan guru ini meliputi pembacaan kesan pesan dan beberapa penampilan seperti rebana, nasyid, puisi 3 bahasa dan tari daerah yang ditampilkan oleh Fatma serta Büşra, dewan guru dan beberapa santriwati.

Pada sesi pembacaan kesan pesan, Fatma menceritakan kisah awal mula keinginannya hingga sampailah ia di Gontor dengan ekspresif. Ia menjelaskan bahwa program master yang ia ambil terdiri dari dua tahun. Tahun pertama untuk belajar dan selanjutnya adalah penulisan tesis. Di samping itu mahasiswa pun diberikan dua pilihan. Mengajar di ‘aliyah atau memperdalam bahasa Arab. Meski pada awalnya ingin menjadikan Yordania sebagai tujuan, namun pihak Istanbul Foundation for Science and Culture Turki, lembaga pengkaji Said Nursi, menyarankan untuk belajar bahasa Inggris dan Arab fushah di Gontor Indonesia.

“Selain mempelajari bahasa, Gontor telah memberikan banyak pelajaran hidup. Semua pekerjaan dikerjakan dengan berlandaskan ikhlas. Maka tiap orang seakan berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Fatma dengan bahasa Arab.

Lain lagi dengan kawannya, Büşra menyatakan bahwa ia sama sekali tidak mengerti bahasa Arab kecuali kalimat ana dan anta. Namun setelah melalui enam bulan ini ia merasakan perubahan yang sangat besar dalam perkembangan bahasa Arabnya. Seakan-akan semua orang yang ada di Gontor bukanlah orang Indonesia dan ia bukanlah orang Turki, karena semua orang dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Büşra juga menyampaikan satu kalimat penutup dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata dan disambut dengan riuh para hadirin,

“Gontor laksana lautan ilmu. Aku berjanji untuk selalu meminum air darinya. Terima kasih untuk semua pendidikan, ilmu dan pelajaran hidup yang diberikan kepada saya.”

Suasana menjadi sendu saat keduanya mengingat semua kenangan dan jalinan persahabatan antara mereka dan beberapa dewan guru yang menjadi pembimbing ataupun pengajar. Fatma juga menyebutkan salah satu mahfudzat yang ia pelajari dan berasal dari Imam Syafi’i, “bepergianlah maka kamu akan menemukan teman meskipun kau telah meninggalkan tempatmu”. Namun suasana kembali tenang saat wakil pengasuh Gontor Putri 1, Ustadz Ahmad Suharto, menceritakan falsafah pembelajaran di Gontor. Beliau mengharapkan agar program ini dapat berlanjut di kemudian hari. Baik pihak Turki yang mempelajari bahasa Arab ataupun pihak Gontor yang mempelajari Rasail Nur.dee

Popular Articles