Date:

Share:

Hikmah Sholat Dhuha; Menurut Anjuran Nabi Muhammad SAW

Related Articles

Hikmah Sholat Dhuha – Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلاةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

 

Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir.

 

Sholat Dhuha merupakan sholat sunnah Mu’akkadah, sholat Dhuha sering dikatakan sebagai sholat awwabin dalam beberapa hadist. Dengan sholat dhuha banyak sekali manfaat yang dapat kita dapatkan dibalik pahala sholat Dhuha diantaranya dapat mempermudah rezeki, memberikan kesehatan dan lain sebagainya.

sholat Dhuha itu sendiri merupakan sholat yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW, maka bagi kita seorang muslim sudah semestinya menjalankan anjuran-anjuran yang telah diberikan oleh nabi kita.

 

Waktu Sholat Dhuha

Menurut Quraisy Syihab dalam Alim, bahwa waktu Dhuha adalah waktu ketika matahari mulai merayap naik meninggalkan tempat dari terbitnya, hingga ia tampak membayang sampai mejelang tengah hari. Ar- Rahbawi menjelaskan, bahwa waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari sudah naik kira-kira sepenggalah sampai dengan tergelincir, tetapi yang paling utama dikerjakan sesudah lewat seperempat siang hari. Hal ini didasarkan pada hadits dari Zaid bin Arqam, sebagai berikut:

 

صَلاَ ةُ الْأَوَّابِيْنَ حِيْنَ تـَرْمَضُ الْفِصَال

Artinya: “Shalat awwabiin (orang-orang yang kembali kepada Allah SWT. Atau beratubat) adalah ketika anak unta mulai kepanasan.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Timidzi)”.

 

Cara Mengerjakan Sholat Dhuha

Sholat dhuha biasanya dilakukan sebanyak 2 rakaat, namun ada juga yang melakukannya 4 rakaat hingga 12 rakaat. Sebagaimana diriwayatkan Muslim, no. 1176, dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia berkata,

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ.

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”

 

Cara melakukan sholat dhuha sama sebenarnya dengan shalat sunah pada umumnya. Perbedaanya terletak pada pembacaan niat, doa dan waktunya. Berikut bacaan niat sholat dhuha:

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.

 

Setelah membacakan niat, lakukan tata cara sholat pada umumnya yang terdiri dari 2 rakaat. Membaca doa setelah sholat yaitu:

 

Doa Sholat Dhuha

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Artinya: “Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

 

Bolehkah Melaksanakan Shalat Dhuha secara Berjama’ah?

Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat sunnah boleh dilakukan secara berjama’ah ataupun sendirian (munfarid) karena nabi Muhammad SAW pernah melakukan shalat dengan kedau cara ini, namu beliau lebih sering melakukan shalt sunnah secara sendirian (munfarid).

 

Menurut riwayat ‘itban bin Malik yang dijelaskan dalam Fathul Baari adalah sebagai berikut:

مَا رَوَاهُ أَحْمَد مِنْ طَرِيق اَلزُّهْرِيّ عَنْ مَحْمُود بْن اَلرَّبِيع عَنْ عِتْبَان بْن مَالِك أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي بَيْتِهِ سُبْحَةَ اَلضُّحَى فَقَامُوا وَرَاءَهُ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ “

Ada riwayat dari Imam Ahmad dari jalur Az Zuhriy, dari Mahmud bin Ar Robi’, dari ‘Itban bin Malik, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahnya, lalu para sahabat berada di belakang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka mengikuti shalat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan.

 

Hikmah Sholat Dhuha

  1. Dibuatkan Istana di Surga

Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah bersabda mengenai keutamaan sholat dhuha 12 rakaat. Bagi yang mengerjakan akan diberikan Allah SWT istana di surga.

 مَنْ صَلَّى الضُّحَى اِثْنَتَي عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ)  رواه الترمذي(

Artinya :“Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga”. (HR. Tarmidzi dan Abu Majah).

 

  1. Diampuni Dosanya

Allah SWT akan mengampuni umat-Nya yang mengerjakan sholat Dhuha di pagi harinya. Hal itu sesuai dalam hadist Rasulullah riwayat Tirmidzi bahwa, Rasulullah SAW bersabda:

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةٍ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبَهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَخْرِ (رواه الترمذي)

Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang dapat mengamalkan shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR. Turmudzi).

 

  1. Mencegah Penyakit

Dikutip dari buku ‘Berkah Shalat Dhuha’ karya M Khalilurrahman Al Mahfani, seorang profesor medis Dr Ha Ali Saboe dan Prof Dr Vanshreber mengatakan bahwa setiap gerakan sholat memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh yang tak terhingga.

Ia melihat bahwa gerakan sholat dapat mengurangi, dan bahkan dapat mencegah penyakit jantung. “Setiap penyimpangan dari gerakan sholat akan mengubah fungsi dan manfaat yang ada, dan dalam syariat, hal itu tidak dibenarkan.” tulis dia.

 

  1. Manfaat Sholat Dhuha untuk Rezeki

Allah akan mencukupkan rezeki bagi mereka yang mengawali pekerjaan dengan mengerjakan sholat Dhuha

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَا بْنَ اَدَمَ لَا تـُعْجِزُ نيِ مِنْ اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فيِ اَوَلِ نَهَارِكَ اكْفِكَ اَخِرَهُ ( رواه أحمد)

Artinya: “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Ahmad)

 

  1. Sedekah untuk Seluruh Tubuh

Nabi Muhammad SAW menganggap bahwa seluruh ruas tulang tubuh kita harus disedekahkan dengan cara membaca tasbih, (Subhanallah), Tahmid (Alhamdulillah), Tahili (La ilaha illa Allah) dan Takbir (Allahu Akbar), bahwa bersedekah untuk setiap ruas ulang badan kita setiap hari yaitu cukup dengan menegakkan sholat sebanyak 2 rakaat.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR. Muslim )

 

  1. Sholatnya Orang yang Kembali Taat

Dalam hadist riwayat Ibnu Khuzaimah, Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasullullah SAW bersabda:

لاَ يُحَافَظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَابٌ وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَابِيْنَ

Artinya “Tidaklah menjaga sholat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). inilah sholat awwabin” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Imam Nawawi Rahimahullah berkata “ Awwab adalah “Muthi” (orang yang taat)”. Ada pula ulama yang mengartikan dengan orang yang kembali taat” Ad-Dien

Related Article

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi: Kiat Membuat Santri Dinamis dan Energik

Popular Articles